Presiden Taiwan, Tsai Ing-Wen, mengancam akan ada 'konsekuensi besar' jika pulau itu sampai jatuh ke tangan China. Tsai bersumpah akan 'melakukan apapun yang diperlukan' demi menjaga Taiwan dari ancaman.
Seperti dilansir AFP, Selasa (5/10/2021), Taiwan hidup di bawah ancaman invasi terus-menerus oleh China, yang menganggap Taiwan sebagai bagian wilayahnya yang akan direbut kembali suatu hari nanti, bahkan dengan kekerasan jika diperlukan.
Presiden China, Xi Jinping, menggambarkan perebutan Taiwan sebagai 'tak terhindarkan' dan Beijing meningkatkan tekanan militer, diplomatik dan ekonomi sejak Tsai menang pemilu 2016, karena dia memandang Taiwan 'sudah merdeka' dan bukan bagian dari 'satu China'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nyaris 150 pesawat perang China melanggar Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ) Taiwan sejak Jumat (1/10) lalu, ketika China memperingati Hari Nasional dengan pamer kekuatan terbesar di udara melalui pengerahan 38 pesawat militer ke dekat Taiwan.
Tsai memperingatkan bahwa kegagalan mempertahan Taiwan akan memicu 'bencana besar' bagi pulau tersebut dan wilayah yang lebih luas.
"Mereka seharusnya ingat jika Taiwan jatuh, konsekuensinya akan jadi bencana besar bagi perdamaian regional dan sistem aliansi demokratik," cetus Tsai dalam pernyataan untuk Kementerian Luar Negeri Taiwan, yang dirilis Selasa (5/10) waktu setempat.
"Ini akan menandakan bahwa dalam kontes nilai global saat ini, otoritarianisme lebih unggul dari demokrasi," imbuhnya.
Simak video 'Saat Jet-jet Tempur Taiwan Mendarat di Jalanan':
Taiwan, sebut Tsai, mengharapkan bisa hidup berdampingan dalam damai dengan China.
"Jika demokrasi dan cara hidupnya terancam, Taiwan akan melakukan apapun yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri," tegasnya.
Pemerintahan Tsai, pada Senin (4/10) waktu setempat, mendorong China menghentikan 'aksi provokasi tidak bertanggung jawab' setelah melaporkan penyusupan 56 pesawat militer China, termasuk pesawat pengebom bertenaga nuklir, ke dalam zona pertahanan udaranya (ADIZ).
"Di tengah gangguan nyaris setiap hari oleh Tentara Pembebasan Rakyat, posisi kami dalam hubungan lintas selat tetap konstan: Taiwan tidak akan tunduk pada tekanan," ucapnya.
ADIZ tidak sama dengan wilayah udara Taiwan, namun mencakup area lebih luas yang tumpang tindih dengan zona pertahanan udara China dan bahkan mencakup beberapa area daratan utama.
Dalam dua tahun terakhir, China mengerahkan sejumlah besar armada udaranya ke zona pertahanan udara Taiwan untuk menunjukkan ketidakpuasan pada momen-momen tertentu. Tahun lalu, tercatat total 380 pesawat militer China menyusup ke dalam zona pertahanan udara Taiwan. Jumlahnya pada Oktober ini telah melebihi 600 pesawat militer.