Memprihatinkan! 2.000 Fasilitas Kesehatan Ditutup di Afghanistan

Memprihatinkan! 2.000 Fasilitas Kesehatan Ditutup di Afghanistan

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 01 Okt 2021 13:10 WIB
Afghans wait in front of a bank as they try to withdraw money in Kabul, Afghanistan, Sunday, Sept. 12, 2021. (AP Photo/Bernat Armangue)
Ilustrasi (dok. AP Photo/Bernat Armangue)
Kabul -

Palang Merah Internasional memperingatkan bahwa sistem kesehatan Afghanistan berada di ambang kehancuran. Lebih dari 2.000 fasilitas kesehatan ditutup di berbagai wilayah Afghanistan, yang kini dikuasai kelompok Taliban.

Seperti dilansir AFP, Jumat (1/10/2021), Federasi Palang Merah Internasional dan Masyarakat Bulan Sabit Merah (IFRC) memperingatkan bahwa kurangnya pendanaan telah menyebabkan sistem kesehatan Afghanistan ke dalam situasi sulit.

"Orang-orang mungkin sepakat bekerja tanpa gaji untuk beberapa minggu lagi," sebut Direktur IFRC kawasan Asia Pasifik, Alexander Matheou, dalam konferensi pers di Kabul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Namun begitu obat-obatan benar-benar habis, jika Anda tidak bisa menyalakan lampu, jika Anda tidak punya apa-apa untuk ditawarkan kepada seseorang yang datang ke klinik Anda, maka mereka akan menutup pintu," imbuhnya.

Hancur akibat perang selama lebih dari empat dekade, perekonomian Afghanistan terhenti sejak Taliban mengambil alih kekuasaan bulan lalu, di tengah adanya berbagai sanksi dan penangguhan bantuan asing.

ADVERTISEMENT

Situasi ini secara khusus merugikan sektor kesehatan, yang utamanya dikelola oleh LSM-LSM dengan pendanaan internal sebelum Taliban berkuasa.

"Lebih dari 2.000 fasilitas kesehatan telah tutup," ungkap Matheou kepada AFP pada akhir kunjungan empat hari ke Afghanistan.

Disebutkan juga bahwa lebih dari 20.000 tenaga kesehatan di Afghanistan tidak lagi bekerja, atau masih bekerja tanpa bayaran. Dari angka itu, lebih dari 7.000 orang di antaranya adalah wanita.

Simak video 'Kondisi Ekonomi Terus Memburuk, Jutaan Warga Afghanistan Terancam':

[Gambas:Video 20detik]



Vaksin Corona Akan Kedaluwarsa

Pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa kurang dari seperlima fasilitas kesehatan di Afghanistan masih berfungsi penuh, dengan dua pertiga di antaranya kekurangan obat-obatan penting.

Situasi ini memiliki konsekuensi buruk, termasuk bagi respons pandemi virus Corona (COVID-19).

Di negara di mana hanya 1 persen warga telah menerima satu dosis vaksin, terdapat lebih dari 1 juta dosis yang menunggu didistribusikan. Vaksin-vaksin Corona itu, sebut Matheou, akan kedaluwarsa pada akhir tahun ini.

Bulan Sabit Merah Afghanistan, yang telah beroperasi di Afghanistan selama bertahun-tahun termasuk di area-area yang dikuasai Taliban pada masa pemberontakan, merupakan bagian dari jaringan IFRC dan mengelola 140 klinik kesehatan utama di berbagai wilayah.

Klinik-klinik itu, yang melayani sekitar 1 juta orang sejak awal tahun ini, masih tetap berfungsi penuh dan mengalami lonjakan aktivitas karena fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya mulai tutup.

Situasi itu terjadi saat serangkaian krisis lainnya mengancam Afghanistan, mulai dari kekerasan yang memicu kekurangan pangan hingga pemindahan massal.

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut lebih dari 18 juta warga Afghanistan -- separuh total populasi negara tersebut -- sangat membutuhkan bantuan, sedangkan sepertiganya berisiko dilanda kelaparan.

Komunitas internasional menjanjikan bantuan kemanusiaan sebesar US$ 1,2 miliar, namun dibutuhkan waktu untuk menyalurkannya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads