Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-Un, mengecam tawaran dialog dari Amerika Serikat (AS) dengan menyebutnya sebagai 'trik murahan'. Kim Jong-Un menuduh pemerintahan Presiden Joe Biden melanjutkan kebijakan permusuhan terhadap Korut.
Seperti dilansir AFP, Kamis (30/9/2021), pembicaraan antara Korut dan AS efektif terhenti sejak kolapsnya KTT Hanoi antara Kim Jong-Un dan mantan Presiden Donald Trump terkait pencabutan sanksi dan apa yang bersedia diserahkan Korut sebagai imbalannya.
Di bawah Biden, AS berulang kali menawarkan untuk bertemu perwakilan Korut di mana saja, kapan saja, tanpa syarat apapun, sambil menyatakan pihaknya masih akan mengupayakan denuklirisasi. Namun Kim Jong-Un mengecam tawaran dialog dari AS itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak lebih dari trik murahan untuk menipu komunitas internasional dan menyembunyikan tindakan permusuhan," sebut Kim Jong-Un seperti dilaporkan kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA).
Disebutkan juga oleh Kim Jong-Un bahwa pemerintahan baru AS mengerahkan 'ancaman militer' dan 'kebijakan permusuhan' yang tidak berubah dari masa lalu, namun 'menggunakan cara dan metode yang lebih licik dalam melakukannya'.
KCNA menyebut pernyataan Kim Jong-Un itu disampaikan di hadapan Dewan Rakyat Tertinggi Korut -- parlemen Korut.
Diketahui bahwa pekan ini, Korut mengklaim berhasil menguji coba rudal hipersonik buatannya, dan awal bulan ini, rezim komunis itu mengumumkan telah sukses menembakkan rudal jelajah jarak jauh setelah menggelar parade militer. Program senjata nuklir dan rudal balistik Korut dilarang di bawah resolusi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), dan Korut dijatuhi banyak sanksi internasional terkait itu.
Simak juga 'Wow! Korut Uji Coba Rudal Hipersonik Terbaru':
Otoritas AS mengecam peluncuran rudal Korut pekan ini, namun menegaskan tidak punya niat buruk terhadap Pyongyang. Pada Rabu (28/9) waktu setempat Utusan AS untuk Korut, Sung Kim, menegaskan kembali tawaran dialog dari AS.
"Kami sangat berkomitmen untuk menemukan jalan diplomatik dalam mencapai denuklirisasi Semenanjung Korea. Itu tidak berubah sama sekali," sebutnya.
"Kami telah melakukan sejumlah pendekatan kepada DPRK (nama resmi Korut) dan mengusulkan dialog soal berbagai topik yang luas, namun kami belum mendapat tanggapan dan kami berharap untuk segera mendengar tanggapan itu," imbuh Sung Kim.