AS Larang Masuk Pesawat Bawa Warga Dievakuasi dari Afghanistan

AS Larang Masuk Pesawat Bawa Warga Dievakuasi dari Afghanistan

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 29 Sep 2021 17:07 WIB
Taliban izinkan 200 warga sipil AS dan negara lainnya tinggalkan Afghanistan. Ratusan warga sipil itu diterbangkan dari bandara Kabul Kamis (9/9) waktu setempat
Ilustrasi -- Proses evakuasi dari Afghanistan (dok. AP Photo/Bernat Armangue)
Abu Dhabi -

Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (AS) menyangkal izin mendarat bagi sebuah pesawat charter yang membawa lebih dari 100 warga AS dan pemegang green card yang baru saja dievakuasi dari Afghanistan.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (29/9/2021), hal tersebut diungkapkan oleh organisasi non-profit yang terlibat dalam proses evakuasi tersebut, Project Dynamo, dalam pernyataan kepada Reuters.

"Mereka tidak mengizinkan sebuah pesawat charter dalam penerbangan internasional masuk ke AS," sebut pendiri Project Dynamo, Bryan Stern, merujuk pada Badan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan pada Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Stern menyampaikan pernyataan itu kepada Reuters dari dalam pesawat yang disewa oleh organisasinya dari Kam Air, sebuah maskapai swasta Afghanistan, yang disebutnya telah terdiam selama 14 jam di Bandara Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, setelah tiba dari Kabul dengan membawa 117 orang, termasuk 59 anak-anak.

Organisasi yang didirikan Stern merupakan salah satu dari beberapa yang muncul dari jaringan ad hoc veteran militer AS, para pejabat aktif maupun mantan pejabat AS dan pihak lainnya yang terbentuk untuk mendorong operasi evakuasi AS di Afghanistan bulan lalu yang diwarnai kekacauan.

ADVERTISEMENT

DHS belum memberikan komentarnya terhadap laporan ini.

Seorang pejabat pemerintahan AS, yang enggan disebut namanya, menyatakan pihaknya tidak familiar dengan persoalan ini, namun menyatakan bahwa pemerintah AS biasanya membutuhkan waktu untuk memverifikasi manifes pesawat charter sebelum memberikan izin mendarat di wilayah AS.

Pemerintahan Presiden Joe Biden menyatakan bahwa pemulangan warga AS dan pemegang green card yang tidak bisa dievakuasi dari Afghanistan saat operasi bulan lalu, menjadi prioritas utama. Pada Senin (27/9) waktu setempat, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengakui pihaknya mengetahui adanya 100 warga AS dan mereka yang berstatus permanent resident yang siap meninggalkan Afghanistan.

Disebutkan Stern bahwa ada 28 warga negara AS, 83 pemegang green card dan enam orang dengan Visa Imigrasi Khusus AS yang diberikan untuk warga Afghanistan yang pernah bekerja untuk militer dan pemerintah AS, yang ada di dalam penerbangan Kam Air tersebut.

Dia menyatakan berencana mentransfer para penumpang ke sebuah pesawat charter lainnya dari Ethiopian Airlines untuk penerbangan lanjutan ke AS, yang disebutnya telah mendapati izin mendarat di Bandara Internasional John F Kennedy di New York, AS, dari Badan Bea Cukai dan Perlindungan AS.

Namun, lanjut Stern, pihak Badan Bea Cukai dan Perlindungan kemudian mengganti izin mendarat ke Bandara Internasional Dulles di luar Washington, sebelum akhirnya menyangkal izin terbang pesawat itu di wilayah manapun di AS.

Stern menyatakan bahwa perantara di Kabul mendapatkan izin dari Otoritas Penerbangan Sipil Afghanistan yang dikelola Taliban untuk mengizinkan organisasinya mengirimkan pesawat charter untuk menjemput penumpang di bandara Kabul.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads