Para pemimpin tinggi militer Amerika Serikat mengakui bahwa pengambilalihan cepat Taliban di Afghanistan mengejutkan mereka.
"Kami membantu membangun sebuah negara, tetapi kami tidak dapat membentuk sebuah bangsa," kata Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat saat membahas penarikan pasukan AS dari Afghanistan dan evakuasi.
"Fakta bahwa tentara Afghanistan yang kami dan mitra kami latih, meleleh begitu saja -- dalam banyak kasus tanpa melepaskan tembakan -- mengejutkan kami semua," cetus Austin pada Selasa (28/9) waktu setempat.
"Akan tidak jujur untuk mengklaim sebaliknya," imbuhnya seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (29/9/2021).
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Rabu (29/9/2021):
- Maskapai AS Pecat Nyaris 600 Pegawai yang Tolak Divaksin Corona
Maskapai Amerika Serikat (AS), United Airlines, akan memberhentikan nyaris 600 pegawainya yang menolak untuk mematuhi persyaratan wajib vaksin virus Corona (COVID-19).
Seperti dilansir AFP, Rabu (29/9/2021), sejumlah pejabat United Airlines itu mengungkapkan bahwa ada 593 pegawai yang menolak divaksin Corona. Mereka yang menolak divaksin itu terancam dipecat.
Selain menolak vaksin, disebutkan ada juga 2.000 pegawai yang meminta pengecualian medis atau keagamaan untuk persyaratan wajib vaksin tersebut. Angka itu mencapai sekitar 3 persen dari total 67.000 pegawai United Airlines.
Maskapai terbesar di AS itu menyatakan puas dengan dampak keseluruhan dari kebijakan tersebut. Pada awal Agustus lalu, United Airlines mengumumkan bahwa semua pegawainya di AS akan diwajibkan divaksin Corona dan mengunggah kartu vaksin mereka ke dalam sistem perusahaan.
Menurut memo kepada para pegawai dari Kepala Eksekutif United Airlines, Scott Kirby, dan President United Airlines, Brett Hart, sudah lebih dari 99 persen pegawai yang mematuhi persyaratan wajib vaksin Corona tersebut.
- Prancis Akan Tutup Enam Masjid yang Dicurigai Radikal
Pemerintah Prancis bergerak untuk menutup enam masjid dan membubarkan beberapa asosiasi yang diduga memproduksi propaganda Islam radikal.
Demikian diumumkan Menteri Dalam Negeri Prancis Gerard Darmanin pada Selasa (28/9) waktu setempat.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (29/9/2021), Darmanin mengatakan kepada surat kabar Le Figaro, sepertiga dari 89 tempat ibadah yang "dicurigai radikal" dan ditandai oleh dinas intelijen telah diperiksa sejak November 2020.
Dikatakannya, dari puluhan tempat ibadah tersebut, tindakan untuk menutup enam masjid - di lima wilayah berbeda di seluruh Prancis - telah diluncurkan.
- Rektor Universitas Kabul yang Ditunjuk Taliban Larang Wanita Mengajar-Kuliah
Wanita-wanita di Afghanistan tidak akan lagi diizinkan menghadiri kuliah atau bekerja di Universitas Kabul 'hingga lingkungan Islami terbentuk'. Larangan ini menjadi langkah terbaru pemerintahan Taliban dalam mengesampingkan perempuan dalam kehidupan publik.
Tonton video 'Wow! Korut Uji Coba Rudal Hipersonik Terbaru':