Pertempuran antara pemberontak Houthi dan pasukan pro pemerintah di kota Marib, Yaman, meningkat. Sedikitnya 50 orang dari kedua belah pihak tewas.
"Dalam 48 jam terakhir, 43 pejuang Houthi tewas, sebagian besar dalam serangan udara koalisi di sebelah barat Marib," kata sebuah sumber militer seperti dilansir AFP, Minggu (26/9/2021).
Sumber lainnya mengatakan sedikitnya tujuh pasukan pro pemerintah tewas dalam pertempuran tersebut. Sementara itu, pihak pemberontak jarang mengumumkan korban dari mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bulan ini saja, ratusan orang tewas setelah pemberontak yang didukung Iran itu memperbarui kampanye mereka untuk Marib, benteng terakhir pemerintah yang terkenal kaya minyak.
Awalnya, Houthi berupaya merebut kota Marib pada Februari lalu. Mereka berharap dapat mengendalikan kota yang vital secara strategis dan kaya akan minyak di Yaman itu.
Perang antara koalisi militer pimpinan Saudi, yang mendukung pemerintah, dan Houthi telah menewaskan puluhan ribu orang dan memaksa jutaan orang meninggalkan rumah mereka.
Sekitar 80 persen dari 30 juta orang Yaman kini bergantung pada bantuan kemanusiaan. PBB bahkan menyebut konflik Yaman adalah krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Bulan ini tepat menandai tujuh tahun lamanya sejak Houthi menguasai kota Sanaa. Beberapa analis mengatakan banyak orang-orang mulai condong mendukung pemberontak untuk melawan pihak koalisi.
Sementara PBB dan Washington mendorong untuk mengakhiri perang, Houthi telah menuntut pembukaan kembali bandara Sanaa, yang ditutup di bawah blokade Saudi sejak 2016, sebelum ada gencatan senjata atau negosiasi.
Kedua belah pihak sempat terlibat pertemuan di Swedia pada tahun 2018 lalu. Saat itu disepakati pertukaran tahanan massal dan penyelamatan kota Hodeida, di mana pelabuhan berfungsi sebagai jalur kehidupan utama di Yaman.
(izt/dhn)