AS Tetap Janji Bantu Afghanistan Meski Beri Sanksi ke Taliban

AS Tetap Janji Bantu Afghanistan Meski Beri Sanksi ke Taliban

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 26 Sep 2021 14:01 WIB
Afghans wait in front of a bank as they try to withdraw money in Kabul, Afghanistan, Sunday, Sept. 12, 2021. (AP Photo/Bernat Armangue)
AS Tetap Janji Bantu Afghanistan Meski Beri Sanksi ke Taliban -- ilustrasi (Foto: AP Photo/Bernat Armangue)
Kabul -

Amerika Serikat akan tetap membuka jalan bagi bantuan ke Afghanistan. Hal ini dilakukan di tengah kekhawatiran bahwa sanksi terhadap Taliban akan memperburuk krisis kemanusiaan yang berkelanjutan di negara konflik tersebut.

Pada Jumat (24/9), Departemen Keuangan AS mengatakan pihaknya mengeluarkan dua lisensi umum, satu mengizinkan pemerintah AS, LSM dan organisasi internasional tertentu, termasuk PBB, untuk terlibat dalam transaksi dengan Taliban atau Jaringan Haqqani untuk memberikan bantuan kemanusiaan di Afghanistan. Lisensi kedua yakni mengizinkan transaksi tertentu yang terkait dengan ekspor untuk bahan makanan, obat-obatan, dan barang-barang lainnya.

"Kami berkomitmen untuk memfasilitasi aliran bantuan kemanusiaan kepada rakyat Afghanistan dan kegiatan lain yang mendukung kebutuhan dasar manusia mereka," kata Andrea Gacki, direktur Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri Departemen Keuangan AS, dalam pernyataanya, seperti dilansir Al Jazeera, Minggu (26/9/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menambahkan bahwa Amerika Serikat akan terus bekerja dengan lembaga keuangan, LSM, dan organisasi internasional untuk memudahkan aliran bahan-bahan pertanian, obat-obatan, dan sumber daya lainnya sambil menegakkan sanksi terhadap Taliban, Jaringan Haqqani, dan kelompok lainnya.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa Afghanistan berada di "ambang bencana kemanusiaan yang dramatis" dan telah memutuskan untuk terlibat dengan Taliban untuk membantu rakyat di negara itu.

ADVERTISEMENT

Meski bantuan akan terus digelontorkan, pemerintahan Presiden AS Joe Biden masih akan menjatuhkan sanksi terhadap Taliban. Sanksi tersebut antara lain dengan membekukan aset apa pun yang dimiliki Taliban di AS dan melarang orang Amerika berurusan dengan kelompok itu, termasuk kontribusi dana, barang, atau jasa.

"Kami belum mengurangi tekanan sanksi terhadap para pemimpin Taliban atau pembatasan signifikan pada akses mereka ke sistem keuangan internasional," kata juru bicara Departemen Keuangan AS.

Simak juga 'Muncul Sejumlah Masalah Pengungsi Afghanistan di AS':

[Gambas:Video 20detik]



Sebelumnya, pada Jumat (24/9) lalu, warga Afghanistan mengadakan protes di Kabul dan menyerukan pelepasan aset bank sentral yang disimpan di AS.

AS telah membekukan dana cadangan devisa Afghanistan yang disimpan di New York dan Bank Dunia. Sementara Dana Moneter Internasional dan Uni Eropa telah menangguhkan pembiayaan untuk proyek-proyek di Afghanistan.

"Tanpa akses ke dana ini, pemerintah sementara di Kabul bahkan tidak dapat membayar pajak impor yang diperlukan untuk membawa kontainer makanan dari Pakistan," kata pejabat Kamar Dagang dan Industri Afghanistan.

Organisasi Kesehatan Dunia, perwakilan Afghanistan dari Doctors Without Borders, dan Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah mengatakan sistem kesehatan Afghanistan kini berada di ambang kehancuran. Mereka mendesak dilanjutkannya pendanaan untuk program kesehatan di negara tersebut.

Halaman 2 dari 2
(izt/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads