Pakistan dan India terlibat cekcok sengit dalam forum Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Perdana Menteri (PM) Pakistan, Imran Khan, menuduh India mempraktikkan 'pemerintahan teror' terhadap warga Muslim, yang langsung memicu reaksi keras dari diplomat India.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (25/9/2021), meskipun Pakistan sering mencela India dalam forum dunia, pidato PM Khan dalam Sidang Umum PBB pada Jumat (24/9) waktu setempat tetap sangat mencolok saat dia menuduh PM India, Narendra Modi, berencana untuk 'membersihkan India dari Muslim'.
"Bentuk Islamofobia terburuk dan paling luas sekarang menguasai India," sebut PM Khan dalam pidatonya secara virtual dalam forum Sidang Umum PBB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ideologi Hindutva (bentuk dominan nasionalisme Hindu-red) yang dipenuhi kebencian, yang disebarkan oleh rezim fasis RSS-BJP, telah memicu ketakutan dan kekerasan terhadap 200 juta orang dalam komunitas Muslim di India," ujarnya.
PM Khan merujuk pada Partai Bharatiya Janata (BJP) yang menaungi PM Modi, dan gerakan Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) yang merupakan afiliasinya. RSS merupakan gerakan revivalis Hindu berusia seabad dengan komponen paramiliter.
Di bawah PM Modi, India mencabut status negara bagian Kashmir, satu-satunya wilayah mayoritas Muslim, dan meloloskan undang-undang kewarganegaraan untuk warga Kashmir yang oleh para pengkritik disebut diskriminatif.
Berbicara pada hari yang sama saat PM Modi berkunjung ke Gedung Putih, PM Khan menuduh bahwa kepentingan komersial senilai miliaran dolar Amerika memampukan India untuk 'melepaskan diri dari pelanggaran hak asasi manusia dengan impunitas penuh'.
Sneha Dubey yang merupakan Sekretaris Pertama pada misi diplomatik India untuk PBB, menuduh Pakistan melindungi dan memuja dalang utama Al-Qaeda, Osama bin Laden, yang tewas di tangan pasukan khusus Amerika Serikat (AS) dalam penggerebekan di Abbottabad, Pakistan, tahun 2011 lalu.
"Ini adalah negara yang menjadi pelaku pembakaran yang menyamar sebagai petugas pemadam kebakaran," sindir Dubey, merujuk pada Pakistan.
"Pakistan memelihara teroris di halaman belakang rumah mereka dengan harapan bahwa mereka hanya akan membahayakan tetangga mereka," ucapnya dengan nada keras.
Dia juga menyoroti tindak kekerasan terhadap kelompok minoritas di Pakistan, juga apa yang disebutnya sebagai 'genosida agama dan budaya' tahun 1971 saat Bangladesh meraih kemerdekaan.
"Tidak seperti Pakistan, India merupakan demokrasi pluralistik dengan populasi minoritas substansial telah memegang jabatan tertinggi di negara ini," ujar Dubey.