Puluhan Pesawat Militer Jadi Bentuk Kemarahan China ke Taiwan

Round-Up

Puluhan Pesawat Militer Jadi Bentuk Kemarahan China ke Taiwan

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 24 Sep 2021 20:06 WIB
Mengapa China gelar latihan militer pesawat tempur di dekat Taiwan pada awal masa jabatan Joe Biden
Ilustrasi Pesawat Militer China (Foto: BBC World)
Jakarta -

Taiwan mengajukan permohonan untuk bergabung dengan kemitraan trans-Pasifik atau yang dikenal sebagai CPTPP. Hal ini lantas membuat otoritas China menunjukkan kemarahannya dengan mengerahkan puluhan pesawat militernya.

Dilansir Bloomberg, Jumat (24/9/2021) puluhan pesawat militer China ini dikerahkan ke dekat wilayah Taiwan pada pekan ini. Kementerian Pertahanan Taiwan dalam pernyataannya bahkan menyebut total 24 pesawat militer China terbang ke dalam zona identifikasi Pertahan Udara Taiwan.

Pengerahan puluhan pesawat militer China ini dilakukan sehari setelah Taiwan mengumumkan bahwa pihaknya mengajukan diri untuk bergabung dengan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

China sendiri juga diketahui ikut mengajukan diri untuk bergabung CPTPP pada pekan lalu.

Jumlah pengerahan pesawat militer ke wilayah Taiwan itu disebut sebagai jumlah yang terbesar yang pernah dikerahkan China ke zona pertahanan Taiwan dalam sehari sejak Juni lalu, saat 28 pesawat militer China dikerahkan ke dekat Taiwan hanya dalam waktu sehari.

ADVERTISEMENT

Sejumlah pejabat Taiwan, seperti dilansir AFP, menuturkan bahwa puluhan pesawat militer China yang dikerahkan ke Taiwan itu juga termasuk 18 jet tempur China dan dua pesawat pengebom berkemampuan nuklir.

Di masa lalu, China memanfaatkan penyusupan udara skala besar semacam ini untuk mengisyaratkan kemarahannya pada Taiwan karena menantang klaim China atas kedaulatan pulau tersebut.

Perselisihan China dan Taiwan tidak hanya terbatas pada manuver militer saja, karena para pejabat kedua negara juga saling adu argumen soal keinginan Taiwan bergabung dengan CPTPP.

"Kami dengan tegas menentang setiap hubungan resmi antara Taiwan dan negara manapun, dan dengan tegas menentang bergabungnya Taiwan dengan perjanjian dan organisasi apapun yang bersifat resmi," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, dalam konferensi pers pada Kamis (23/9).

Lihat juga Video: Detik-detik Roket China Tianzhou-3 Meluncur ke Angkasa

[Gambas:Video 20detik]




Otoritas Taiwan merespons dengan menyebut China tidak berhak berkomentar soal pengajuan Taiwan untuk bergabung CPTPP. Ditegaskan juga oleh Taiwan bahwa pemerintah China tidak mewakili rakyat Taiwan di panggung internasional.

"Pemerintah China, dengan tindakannya yang hanya ingin menggertak Taiwan di komunitas internasional, menjadi penyebab meningkatnya permusuhan lintas selat," sebut Kementerian Luar Negeri Taiwan dalam pernyataannya.

Apa itu Kemitraan Trans-Pasifik CPTPP?

Kesepakatan perdagangan bebas Kemitraan Trans-Pasifik CPTPP digulirkan selama masa pemerintahan Presiden AS Barack Obama. Pengganti Obama, Donald Trump, tidak menyukai semua perjanjian multilateral yang dibuat oleh pemerintahan sebelumnya, sehingga memutuskan menarik diri dari kesepakatan itu.

Kesepakatan itu awalnya dirancang untuk membangun kawasan perdagangan bebas yang lebih luas dan meredam ambisi perdagangan China.

CPTPP adalah pakta perdagangan bebas terbesar di kawasan Pasifik, dan menyumbang sekitar 13,5% dari perekonomian global. Anggotanya sekarang antara lain Australia, Brunei, Kanada, Cile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura dan Vietnam.

Taiwan lancarkan diplomasi perdagangan

Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, bertekad meningkatkan kerja sama perdagangan globalnya dengan sejumlah perjanjian bilateral dan perundingan diplomasi dengan berbagai negara. Taiwan terutama ingin melepaskan diri dari cengkeraman China, yang selalu berusaha memblokir perjanjian Taiwan dengan negara lain.

"Taiwan harus berintegrasi ke dalam ekonomi regional," kata juru bicara pemerintah Taiwan Lo Ping-cheng. Sedangkan, negosiator perdagangan utama Taipei John Deng menegaskan: "Kami memiliki dasar demokrasi dan supremasi hukum, jadi semua peraturan kami transparan, dan kami menghormati hak kepemilikan pribadi."

Sejak 2016, Cina terus menegaskan klaimnya atas Taiwan dan meningkatkan tekanan ekonomi, militer, dan diplomatik. Namun langkah itu justru menimbulkan dukungan lebih besar terhadap Taiwan, sekalipun hanya sedikit negara yang membuka hubungan resmi dengan Taiwan, karena takut tekanan dari Cina. Juga Indonesia hingga kini tidak mengakui secara resmi kedaulatan Taiwan, karena ingin menjaga hubungan baik dengan Cina.

Halaman 2 dari 3
(dwia/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads