Gunung berapi di Kepulauan Canary, Spanyol, meletus dan memuntahkan lava. Letusan ini diprediksi dapat berlangsung selama 3 bulan.
Dilansir dari Associated Press, Kamis (23/9/2021), durasi letusan itu diprediksi Institut Vulkanologi setempat. Dampak yang ditimbulkan juga disebut bisa berlangsung hingga hampir 3 bulan.
Saat ini kondisi laju lava dari letusan gunung berapi ini mulai melambat secara signifikan. Hal ini meningkatkan kekhawatiran lava akan menyebar lebih jauh dan menghancurkan banyak rumah.
Seorang ahli vulkanologi di National Geographic Institute Spanyol, Stavros Meletlidis, mengatakan kondisi letusan selalu berubah.
"Lava bergerak sangat lambat karena mendingin saat bersentuhan dengan atmosfer, melalui gesekan dengan tanah dan bahan bangunan dan, di atas semua itu, karena tepi depannya melebar," tutur Stavros.
Sungai lava raksasa dengan lebar 600 meter melambat menjadi empat meter per jam setelah mencapai dataran pada Rabu (22/9). Padahal sebelumnya atau sehari setelah letusan di pulau La Palma, lava bergerak dengan kecepatan 700 meter per jam.
Pihak berwenang mengatakan kondisi lava juga akan semakin tebal. Di beberapa tempat, ketinggian lava mencapai 15 meter. Lava sekarang mencakup 166 hektare dan telah menelan sekitar 350 rumah.
Guardia Civil mengatakan aktivitas seismik di daerah itu, yang melonjak sebelum letusan dan tetap kuat, telah stabil. Namun, lava cair, abu dan asap terus mengalir dari gunung berapi. Hal itu menimbulkan kekhawatiran tentang apakah wilayah udara di atas pulau itu bisa tetap terbuka.
"Lava cair, abu dan asap terus mengalir dari mulut gunung berapi, menyembur hingga ketinggian 4.200 meter atau hampir 14.000 kaki," kata Institut Vulkanologi Kepulauan Canary.
Abu vulkanik bisa berbahaya bagi pesawat. Hal ini juga dapat menyebabkan masalah pernapasan, serta berpotensi menjadi iritasi pada mata dan kulit.
Pihak berwenang belum melaporkan adanya korban jiwa dari letusan tersebut. Meski begitu kerusakan properti, infrastruktur, dan lahan pertanian diperkirakan akan signifikan.
(dwia/haf)