Otoritas Aljazair telah menutup wilayah udaranya untuk semua pesawat Maroko. Langkah ini dilakukan pada Rabu (22/9) waktu setempat, dalam perselisihan terbaru antara kedua negara yang berselisih terutama mengenai Sahara Barat.
"Dewan Keamanan Tinggi telah memutuskan untuk segera menutup wilayah udaranya untuk semua pesawat sipil dan militer serta yang terdaftar di Maroko," demikian pernyataan kepresidenan Aljazair seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis (23/9/2021).
Pemerintah Aljazair telah memutuskan hubungan diplomatik dengan tetangganya Maroko pada 24 Agustus lalu. Pemutusan hubungan dilakukan setelah Aljazair menuduh Maroko melakukan "tindakan bermusuhan" setelah berbulan-bulan meningkatnya ketegangan antara kedua negara Afrika Utara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan untuk menutup wilayah udara Aljazair diumumkan setelah pertemuan Dewan Keamanan Tinggi yang diketuai oleh Presiden Abdelmadjid Tebboune.
Kepresidenan Aljazair mengatakan pertemuan itu membahas situasi di perbatasan Aljazair dengan Maroko dan mempertimbangkan "kelanjutan provokasi dan praktik permusuhan oleh Maroko".
Aljazair adalah pendukung asing utama Polisario Front, yang selama beberapa dekade berjuang melawan Maroko untuk kemerdekaan Sahara Barat.
Maroko melihat bekas jajahan Spanyol itu sebagai bagian integral dari wilayahnya.
Wilayah gurun yang berpenduduk jarang ini memiliki sumber daya fosfat yang signifikan dan garis pantai Atlantik yang panjang dengan akses ke perairan perikanan yang kaya.
Normalisasi hubungan Maroko dengan Israel tahun lalu sebagai quid pro quo untuk pengakuan AS atas kedaulatan Maroko atas Sahara Barat, juga membuat marah pemerintah Aljazair. Quid pro quo artinya memberikan sesuatu kepada orang lain dengan harapan mendapat imbalan.
Simak juga 'Maroko Selesai Menggelar Pemilu, Penghitungan Suara Dimulai':