Selain ke Junta, China Juga Kirim Bantuan COVID-19 ke Pemberontak Myanmar

Selain ke Junta, China Juga Kirim Bantuan COVID-19 ke Pemberontak Myanmar

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 22 Sep 2021 14:26 WIB
Vaccine and syringe injection It use for prevention, immunization and treatment from COVID-19
Ilustrasi -- Vaksin Corona (dok. Getty Images/iStockphoto/kiattisakch)
Naypyitaw -

Pemerintah China tidak hanya mengirimkan bantuan pasokan memerangi virus Corona (COVID-19) untuk junta militer Myanmar, tapi juga untuk pemberontak Myanmar. China disebut bermain di kedua pihak demi memerangi Corona dan memperkuat posisi dalam kekacauan politik di negara tetangganya tersebut.

Seperti dilansir AFP, Rabu (22/9/2021), pemerintah China diketahui telah menyerahkan nyaris 13 juta dosis vaksin Corona kepada para jenderal militer Myanmar, yang melengserkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dan menjerumuskan Myanmar serta sistem layanan kesehatannya ke dalam kekacauan.

Junta militer Myanmar tampak tidak berdaya mengendalikan penyebaran Corona, yang memicu kekhawatiran China sebagai negara tetangga yang berbagi perbatasan darat sepanjang 2.000 kilometer. Terlebih diketahui bahwa China mengobarkan perang 'nol kasus' Corona di wilayahnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejumlah kelompok pemberontak Myanmar menuturkan kepada AFP bahwa China telah secara diam-diam mengirimkan ribuan dosis vaksin, tenaga medis dan material konstruksi untuk membangun pusat-pusat karantina.

Dituturkan juru bicara kelompok Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), Kolonel Naw Bu, bahwa para staf Palang Merah China 'datang untuk membantu kami terkadang... untuk membantu kami mencegah pandemi COVID'.

ADVERTISEMENT

"Tapi mereka tidak datang untuk tinggal di sini. Mereka hanya datang sebentar dan kembali," sebut Kolonel Naw.

KIA diketahui beranggotakan ribuan personel dan menguasai wilayah Myanmar bagian utara yang kaya dengan batu giok.

Lihat juga video 'Wujud CT Scan Toraks 0-14 Hari Saat Terinfeksi Covid-19':

[Gambas:Video 20detik]



KIA merupakan salah satu dari total lebih dari 20 kelompok pemberontak etnis yang ada di Myanmar, dan kebanyakan menguasai wilayah terpencil di perbatasan. Kelompok-kelompok pemberontak etnis itu diketahui saling bertempur, dan juga bertempur dengan militer Myanmar, terkait perdagangan narkoba, sumber daya alam dan otonomi. Namun diketahui bahwa semuanya rentan terhadap COVID-19.

Saat gelombang ketiga Corona melanda Myanmar pada Juli, disebutkan Kolonel Naw bahwa KIA memvaksinasi 10.000 orang di markas mereka di Laiza dengan vaksin Corona buatan China. Para tenaga medis juga menyeberang perbatasan dari China ke Myanmar untuk mengantarkan masker dan cairan pembersih tangan.

Situasi serupa juga terjadi di area perbatasan lainnya. Kelompok pemberontak Myanmar lainnya, Shan State Progress Party, telah memvaksinasi 1.000 orang di area-area yang dikuasainya dengan vaksin China. Juru bicara kelompok itu menuturkan bahwa pihaknya memesan total setengah juta dosis vaksin dari China.

Secara terpisah, juru bicara kelompok Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang, Brigadir Jenderal Tar Phone Kyaw, menuturkan kepada AFP bahwa 'tetangga baik' China juga menjanjikan pasokan vaksin Corona untuk mereka.

Sementara itu, di kota perbatasan Muse, para pria bekerja di pusat karantina baru yang memiliki 1.000 tempat tidur untuk para pedagang yang ingin kembali berbisnis dengan China. Para pekerja di pusat karantina itu berkewarganegaraan Myanmar, namun AFP mendapati bahwa material bangunannya disediakan oleh otoritas Provinsi Yunnan, China.

Bantuan-bantuan itu tidak mendapatkan publikasi seperti saat China mengirim bantuan ke negara-negara di Asia dan Afrika.

"China akan selalu, sesuai kebutuhan mereka, memberikan bantuan dan dukungan yang dibutuhkan untuk rakyat Myanmar dalam memerangi epidemi," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri China saat ditanya apakah China membantu kelompok pemberontak Myanmar dalam memerangi Corona.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads