Presiden Iran Ebrahim Raisi mengingatkan bahwa Iran tidak akan membiarkan kelompok ISIS membangun basis di perbatasan negara itu dengan Afghanistan.
"Kami tidak akan membiarkan organisasi-organisasi teroris dan ISIS berdiri di dekat perbatasan kami dan menyerang negara lain dan kawasan," kata Raisi saat mengakhiri kunjungan ke Tajikistan.
"Kehadiran ISIS di Afghanistan berbahaya tidak hanya bagi Afghanistan, tetapi juga kawasan itu," tutur pemimpin Iran itu pada televisi pemerintah seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (18/9/2021).
Taliban mengambil alih Kabul, ibu kota Afghanistan pada 15 Agustus lalu, memanfaatkan kekosongan yang disebabkan oleh penarikan pasukan Amerika Serikat dari negara itu dan kolapsnya militer Afghanistan.
Iran, yang berbatasan sekitar 900 kilometer (560 mil) dengan Afghanistan, tidak mengakui Taliban selama masa kekuasaan pertama mereka tahun 1996 hingga 2001 silam.
Namun, belakangan ini Teheran tampaknya melunakkan sikap kerasnya terhadap para milisi Sunni tersebut atas nama pragmatisme.
Republik Islam itu telah menekankan bahwa Taliban harus menjadi "bagian dari solusi masa depan" di Afghanistan.
Baru-baru ini, Taliban, penguasa baru Afghanistan telah membentuk pemerintahan yang seluruhnya terdiri dari Taliban, dan hampir seluruhnya berasal dari kelompok etnis Pashtun.
Raisi mengkritik susunan pemerintahan Taliban itu. "Pemerintahan yang hanya berasal dari satu etnis atau kelompok politik tidak dapat menyelesaikan masalah Afghanistan," cetus Raisi, seraya menyerukan adanya pemerintahan dengan perwakilan untuk semua warga Afghanistan.
(ita/ita)