Serangannya Tewaskan 10 Warga Sipil Afghanistan, AS Minta Maaf

Serangannya Tewaskan 10 Warga Sipil Afghanistan, AS Minta Maaf

Rita Uli Hutapea - detikNews
Sabtu, 18 Sep 2021 11:24 WIB
Afghan people are seen inside a house after U.S. drone strike in Kabul, Afghanistan, Sunday, Aug. 29, 2021. A U.S. drone strike destroyed a vehicle carrying
kondisi kendaraan yang menjadi target serangan drone AS di Kabul (Foto: AP Photo/Khwaja Tawfiq Sediqi)
Jakarta -

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin meminta maaf atas serangan pesawat tak berawak (drone) di Kabul, di ibu kota Afghanistan, yang secara keliru menewaskan 10 warga sipil, termasuk anak-anak, bulan lalu.

"Saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada anggota keluarga yang masih hidup dari mereka yang terbunuh," kata Austin dalam sebuah pernyataan seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (18/9/2021).

"Kami meminta maaf, dan kami akan berusaha untuk belajar dari kesalahan mengerikan ini," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komandan Komando Pusat AS Jenderal Kenneth McKenzie mengatakan, serangan drone terhadap sebuah mobil itu dimaksudkan untuk menargetkan operasi ISIS yang dicurigai oleh intelijen AS memiliki "kepastian yang masuk akal" yang bertujuan untuk menyerang bandara Kabul.

"Serangan itu adalah kesalahan yang tragis," kata McKenzie kepada wartawan setelah penyelidikan.

ADVERTISEMENT

McKenzie mengatakan pemerintah sedang mempelajari bagaimana pembayaran ganti rugi dapat dilakukan kepada keluarga mereka yang terbunuh.

Jenderal AS tersebut mengatakan bahwa pada 29 Agustus lalu, pasukan AS telah melacak sebuah mobil Toyota putih selama delapan jam, setelah melihatnya di sebuah lokasi di Kabul, yang diidentifikasi oleh intelijen sebagai tempat di mana para militan ISIS diyakini sedang mempersiapkan serangan terhadap bandara Kabul.

Simak Video: Keluarga Korban Serangan Drone AS di Afghanistan Menuntut

[Gambas:Video 20detik]



Dikatakannya, laporan intelijen telah membuat pasukan AS mengawasi Toyota Corolla putih yang diduga digunakan kelompok ISIS itu.

"Kami memilih mobil ini berdasarkan pergerakannya di area target yang kami ketahui," kata McKenzie.

"Jelas intelijen kami keliru soal Toyota putih ini," katanya.

McKenzie mengatakan, serangan drone itu menewaskan 10 orang, termasuk tujuh anak-anak, yang semuanya tak punya kaitan dengan ISIS.

Salah satu dari mereka yang tewas dalam serangan drone itu adalah seorang pria Afghanistan yang bekerja untuk kelompok kemanusiaan AS, Ezmarai Ahmadi.

"Kami sekarang tahu bahwa tidak ada hubungan antara Pak Ahmadi dan ISIS-Khorasan," kata Austin.

Menhan AS itu mengatakan kegiatan Ahmadi hari itu "sama sekali tidak berbahaya," dan bahwa pria itu "sama tidak bersalahnya sebagai korban seperti yang lainnya yang terbunuh secara tragis."

Menurut sebuah studi Brown University pada bulan April lalu, lebih dari 71.000 warga sipil Afghanistan dan Pakistan telah tewas secara langsung akibat perang yang diluncurkan Amerika Serikat setelah serangan teroris 11 September 2001.

Tonton juga video Viral tentang piknik di antara hutan beton Jakarta berikut ini:

[Gambas:Video 20detik]



Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads