Negara-negara Asia Tengah yang juga sekutu Rusia menyatakan tidak memiliki rencana untuk menampung pengungsi Afghanistan, di tengah krisis politik dan keamanan yang menyelimuti negara tersebut setelah Taliban berkuasa kembali.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (17/9/2021), hal tersebut disampaikan oleh negara-negara Asia Tengah yang menjadi anggota blok keamanan pimpinan Rusia, Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), dalam pernyataan pada Kamis (16/9) waktu setempat.
CSTO beranggotakan tiga negara Asia Tengah seperti Tajikistan, Kyrgyzstan dan Kazakhstan, juga sejumlah negara-negara bekas Soviet lainnya. Tajikistan diketahui berbagi perbatasan darat dengan Afghanistan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala negara anggota CSTO menggelar rapat di Tajikistan pada Kamis (16/9) waktu setempat. Dalam rapat tersebut, dinyatakan bahwa negara-negara anggota yang berlokasi dekat Afghanistan tidak berencana menampung pengungsi dari negara tersebut.
"Mendukung posisi bersama CSTO bahwa penempatan pengungsi Afghanistan atau pangkalan militer asing di wilayah negara kita tidak bisa diterima," tegas Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev, dalam pernyataannya.
Dua lagi negara Asia Tengah, yakni Uzbekistan dan Turkmenistan, juga berbatasan langsung dengan Afghanistan namun keduanya bukan anggota CSTO.
Otoritas Uzbekistan sebelumnya menyatakan hanya akan mengizinkan transit jangka pendek untuk pengungsi Afghanistan yang akan diterbangkan ke negara ketiga.
Lihat juga video 'Musim Dingin Segera Tiba, PBB Ketar-ketir Lihat Kondisi Afghanistan':
Awal pekan ini, otoritas Amerika Serikat (AS) mengumumkan pihaknya mengevakuasi hampir 500 warga Afghanistan yang ditampung sementara di Uzbekistan. Ditegaskan otoritas Uzbekistan bahwa negaranya kini tidak lagi menampung pengungsi Afghanistan.
Sementara awal bulan ini, pemerintah Tajikistan mengingatkan bahwa pihaknya tidak memiliki cukup infrastruktur untuk menampung banyak pengungsi dari Afghanistan. Tajikistan menyalahkan organisasi internasional yang disebutnya tidak membantu.
Diungkapkan juga oleh Tajikistan bahwa pihaknya telah 'memulangkan secara damai' sekitar 5.000 personel militer Afghanistan yang kabur ke perbatasannya saat Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada pertengahan Agustus lalu.