Peringati 9/11 di Bawah Kuasa Taliban, Warga Afghanistan Salahkan AS

Peringati 9/11 di Bawah Kuasa Taliban, Warga Afghanistan Salahkan AS

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 12 Sep 2021 09:57 WIB
Taliban menyatakan kemerdekaan penuh Afghanistan usai pasukan AS pergi dari negara tersebut. Perginya pasukan AS ini akhiri perang selama 20 tahun di negara itu
Kondisi pasca ibu kota Kabul dikuasai Taliban -- ilustrasi (Foto: AP Photo)
Jakarta -

Peringatan 20 tahun serangan 11 September 2001 atau 9/11 disikapi berbeda oleh para penduduk Afghanistan. Mereka menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas kesengsaraan yang dialami mereka pasca Taliban kembali menguasai negaranya.

Diketahui pasca serangan 9/11, pasukan tentara AS melakukan invasi ke Afghanistan dan berhasil menggulingkan kekuasaan Taliban kala itu. Setelah lebih dari dua dekade pendudukan, tentara AS tiba-tiba ditarik dari Afghanistan, memicu runtuhnya pemerintah yang didukung negara-negara Barat dan kembalinya Taliban menguasai Afghanistan.

"Kemalangan yang kami alami saat ini adalah karena Amerika," kata seorang warga Kabul, Abdul Waris, seperti dilansir Reuters, Minggu (12/9/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa pemuda juga mengeluhkan sikap tentara AS yang tidak berusaha membantu rakyat Afghanistan.

"Setelah peristiwa 11 September terjadi, Amerika berada di negara kita selama 20 tahun untuk kepentingan mereka sendiri," kata Jalil Ahmad, penduduk Kabul lainnya.

ADVERTISEMENT

"Mereka mengambil manfaat yang mereka pikirkan selama 20 tahun sementara kami tidak mendapatkan manfaat apa pun dari mereka. Mereka telah meninggalkan negara dalam keadaan kebingungan." lanjutnya.

Dalam beberapa pekan terakhir, kini sekitar ibu kota Kabul berubah drastis. Para pejuang Taliban dengan senjata di bahu mereka tampak berjaga-jaga pasca merebut kekuasaan.

Serangan 9/11 Picu Taliban Digulingkan

Kembali mengingat sejarah pasca serangan 9/11, AS melakukan invasi ke Afghanistan dan berhasil menggulingkan pemerintahan yang kala itu dikuasai Taliban. Taliban dianggap terlibat melindungi pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden, yang memimpin serangan 9/11.

Setelah 20 tahun berlalu, bulan lalu Taliban berhasil merebut kembali Afghanistan. Bahkan kelompok tersebut telah membentuk kabinet , di mana beberapa pejabatnya adalah mantan gerilyawan yang ditahan oleh AS di Teluk Guantanamo.

Simak video 'Nasib Penjara Guantanamo Setelah Serangan 9/11':

[Gambas:Video 20detik]



Usai Taliban kembali menguasai Afghanistan, kritik berdatangan dari para pemimpin Barat. Mereka khawatir soal masa depan hak asasi manusia di negara konflik tersebut, terutama para perempuan.

Saat Taliban berkuasa dari 1996 hingga 2001, Taliban memberlakukan aturan hukum Islam garis keras. Kala itu Taliban memberlakukan hukuman cambuk, amputasi dan eksekusi di depan umum. Hak perempuan untuk bekerja dan pendidikan juga sangat dibatasi.

Dalam dua pekan terakhir, sejumlah protes yang dipimpin oleh para perempuan kerap dibubarkan. Bahkan beberapa dari mereka telah ditahan dan dipukuli. Menyikapi hal itu, Taliban telah berjanji untuk menyelidikinya.

Halaman 2 dari 2
(izt/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads