20 Tahun Berlalu, Kasus 5 Tersangka Serangan 9/11 Mandek Tanpa Kejelasan

20 Tahun Berlalu, Kasus 5 Tersangka Serangan 9/11 Mandek Tanpa Kejelasan

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 11 Sep 2021 10:54 WIB
The U.S. flag flies over Camp VI, a prison used to house detainees at the U.S. Naval Base at Guantanamo Bay, in this file photo taken March 5, 2013. The White House is considering a
Ilustrasi (REUTERS/Bob Strong/Files)

Dalam sidang terbaru, ada empat hakim yang memimpin persidangan, termasuk hakim Kolonel Matthew McCall dari Angkatan Udara AS. Karena kasus ini disidangkan oleh komisi militer AS, maka para hakim yang memimpin persidangan ditunjuk oleh militer dan merupakan bagian dari militer AS.

Kelima tersangka bisa terancam hukuman mati dalam kasus ini. Namun tim kuasa hukum juga melontarkan argumen bahwa kelima tersangka disiksa secara brutal selama dalam tahanan CIA dan mereka menderita gangguan kesehatan berbeda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dampak penyiksaan akan selalu ada. Hal-hal itu kita hadapi setiap hari," ucap Gary Sowards, salah satu anggota tim kuasa hukum untuk Khalid Sheikh Mohammed.

"Ketika Anda tergantung dari langit-langit selama berhari-hari... Anda tidak tahu apa yang terjadi," ungkap Cheryl Bormann, salah satu kuasa hukum untuk tersangka Walid Muhammad Slaih Mubarak bin 'Attash, dalam persidangan merujuk pada penyiksaan yang dialami kliennya dalam tahanan CIA.

ADVERTISEMENT

Fakta bahwa kuasa hukum tersangka masih memperdebatkan soal bukti yang bisa mereka akses menunjukkan seberapa jauh kasus ini akan selesai, dan betapa jauhnya misi awal, yakni membawa keadilan untuk keluarga korban serangan 9/11, terasa.

"Saya hampir berhenti membuat perkiraan sidang karena setiap perkiraan yang saya buat selalu salah, tapi tidak ada skenario nyata untuk sidang sebelum dua tahun," ucap James Connell, yang memimpin tim kuasa hukum untuk tersangka Ali Abdul Aziz Ali.

Keluarga korban serangan 9/11 duduk di bagian belakang ruang sidang militer selama tiga sidang praperadilan digelar pekan ini. Mereka duduk terpisah dari awak media dan pemantau sidang lainnya.

Elizabeth Berry yang kehilangan saudara laki-lakinya, Kapten Billy Burke, dalam serangan 9/11 di World Trade Center di New York, memilih untuk memperingati momen 20 tahun kepergian saudaranya itu di Guantanamo. Berry mendatangi pengadilan militer di Guantanamo secara rutin, meskipun persidangan masih terhenti pada fase praperadilan setelah bertahun-tahun

"Saya ingin melihat resolusi. Peristiwa ini terjadi 20 tahun lalu. Dia itu telah berdampak pada saya secara mendalam, pada keluarga saya dan keluarga lebih dari 3.000 orang," ucapnya seperti dilansir AFP.

"Pada peringatan 20 tahun, di sinilah saya ingin berada karena kita kembali ke praperadilan, karena saya merasakan optimisme dan harapan bahwa ini pada akhirnya benar-benar akan bergerak maju," imbuh Berry.

"Saya frustrasi. Seperti Anda ketahui, dunia berlanjut. Dan banyak orang di Amerika Serikat sekarang, khususnya orang-orang muda, belum lahir saat 9/11. Jadi itu bukan hal yang banyak Anda dengar di media lagi," tuturnya.

Dia menyatakan keyakinan bahwa jaksa dan hakim baru yang menangani kasus ini akan membawa kasus ini maju.


(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads