Taliban Larang Aksi Demo, Pelanggar Akan Dihukum Berat!

Taliban Larang Aksi Demo, Pelanggar Akan Dihukum Berat!

Tim Detikcom - detikNews
Kamis, 09 Sep 2021 18:22 WIB
A Taliban fighter stands guard at a checkpoint in the Wazir Akbar Khan neighborhood in the city of Kabul, Afghanistan, Sunday, Aug. 22, 2021. A panicked crush of people trying to enter Kabuls international airport killed several Afghan civilians in the crowds, the British military said Sunday, showing the danger still posed to those trying to flee the Talibans takeover of the country. (AP Photo/Rahmat Gul)
kelompok Taliban (Foto: AP/Rahmat Gul)
Jakarta -

Penyelenggara demo membatalkan aksi unjuk rasa di Kabul, Afghanistan pada hari Kamis (9/9) ini setelah Taliban secara efektif melarang demonstrasi. Taliban mengingatkan bahwa para pelanggar "akan menghadapi tindakan hukum yang berat".

Seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis (9/9/2021), awal pekan ini pasukan bersenjata membubarkan ratusan pengunjuk rasa di kota-kota di Afghanistan, termasuk ibu kota Kabul, kota Faizabad di timur laut dan di Herat di barat, di mana dua orang ditembak mati.

Pada Rabu (8/9) malam waktu setempat, Taliban bergerak untuk memadamkan kerusuhan sipil lebih lanjut, dengan mengatakan aksi protes wajib membutuhkan izin sebelumnya dari Kementerian Kehakiman. Ditegaskan bahwa "untuk saat ini" tidak ada demonstrasi yang diizinkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut wartawan AFP, ada kehadiran Taliban yang terasa lebih kuat di jalan-jalan Kabul pada Kamis pagi waktu setempat ketika para personel bersenjata -- termasuk pasukan khusus berseragam militer -- berjaga di sudut-sudut jalan dan pos-pos pemeriksaan.

Seorang penyelenggara aksi protes di luar kedutaan Pakistan -- di mana orang-orang bersenjata melepaskan tembakan ke udara pada Selasa (7/9) untuk membubarkan unjuk rasa -- mengatakan kepada AFP, bahwa aksi demo telah dibatalkan karena larangan Taliban.

ADVERTISEMENT

Di lokasi aksi protes lain yang direncanakan di Kabul, tidak ada tanda-tanda demonstrasi.

Sebelumnya, dua wartawan Afghanistan dilaporkan mengalami luka parah setelah dipukuli dan ditahan berjam-jam oleh anggota Taliban karena meliput aksi unjuk rasa di ibu kota Kabul. Insiden ini bertentangan dengan klaim kelompok Taliban sebelumnya untuk menjunjung tinggi kebebasan pers.

Lihat Video: Ratusan Penerjemah Pasukan Inggris Belum Dievakuasi dari Afghanistan

[Gambas:Video 20detik]

Seperti dilansir AFP, Kamis (9/9/2021), kedua wartawan itu ditangkap saat meliput unjuk rasa pada Rabu (8/9) waktu setempat dan dibawa ke kantor polisi setempat, di mana mereka ditonjok dan dipukuli dengan tongkat, kabel listrik dan cambuk setelah dituduh menggelar unjuk rasa ilegal tersebut.

"Salah satu Taliban menempatkan kakinya di kepala saya, menginjak wajah saya di atas beton. Mereka menendang saya di kepala... Saya pikir mereka akan membunuh saya," tutur seorang wartawan foto setempat, Nematullah Naqdi, kepada AFP.

Naqdi dan koleganya, Taqi Daryabi, yang seorang reporter yang sama-sama bekerja untuk media lokal Etilaat Roz ditugaskan meliput unjuk rasa kecil di depan sebuah kantor polisi di Kabul. Unjuk rasa itu digelar kaum wanita yang menuntut hak untuk bekerja dan mengakses pendidikan di bawah pemerintahan Taliban.

Dituturkan Naqdi bahwa dirinya didatangi seorang anggota Taliban segera setelah mengambil gambar di lokasi unjuk rasa.

"Mereka memberitahu saya 'Anda tidak bisa merekam'. Mereka menangkap semua yang merekam dan mengambil telepon genggam mereka," tutur Naqdi kepada AFP.

Halaman 3 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads