Jelaskan Alasan Kabur ke LN, Presiden Ghani Minta Maaf ke Rakyat Afghanistan

Jelaskan Alasan Kabur ke LN, Presiden Ghani Minta Maaf ke Rakyat Afghanistan

Eva Safitri - detikNews
Rabu, 08 Sep 2021 22:30 WIB
Jakarta -

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengunggah surat berisi penjelasan soal dirinya kabur ke luar negeri saat Taliban menguasai Kabul. Ghani juga meminta maaf kepada rakyat Afghanistan.

Hal itu disampaikan Ghani dalam keterangan tertulisnya yang diunggah di akun Twitter @ashrafghani, Rabu (8/9/2021). Ghani mengaku menyesal kepemimpinannya berakhir dengan tragedi yang sama dengan para pendahulunya.

"Saya berutang penjelasan terhadap warga Afghanistan karena meninggalkan Kabul terburu-buru pada 15 Agustus lalu setelah Taliban secara tidak diduga memasuki kota (Kabul)," kata Ghani mengawali penjelasannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ghani kemudian membeberkan alasannya kabur ke luar negeri di tengah kekacauan yang terjadi saat Taliban mengambil alih kekuasaan di Aghanistan. Dia menyebut hal itu merupakan satu-satunya cara untuk melindungi warga.

"Meninggalkan Kabul adalah keputusan tersulit dalam hidup saya, tapi saya percaya itu satu-satunya cara untuk membungkam senjata dan menyelamatkan Kabul dan 6 juta warganya. Saya telah mengabdikan 20 tahun hidup saya untuk membantu rakyat Afghanistan bekerja untuk membangun negara yang demokratis, makmur, dan berdaulat. Saya tidak pernah berniat untuk meninggalkan rakyat atau visi itu," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Ghani menepis dirinya kabur dengan membawa uang jutaan dolar milik rakyat Aghanistan. Dia menolak disebut melakukan korupsi. Ghani menegaskan uang itu merupakan aset miliknya dan keluarga.

"Tuduhan ini sepenuhnya dan pasti salah. Korupsi adalah wabah yang telah melumpuhkan negara kita selama beberapa dekade dan memerangi korupsi telah menjadi fokus utama dari upaya saya sebagai presiden," ucapnya.

"Saya dan istri saya sangat teliti dalam keuangan pribadi kami. Saya telah mengumumkan semua aset saya secara terbuka. Warisan keluarga istri saya juga telah diungkapkan dan tetap terdaftar di negara asalnya, Lebanon," lanjutnya.

Ghani kemudian menyampaikan rasa hormat kepada semua warga Afghanistan yang telah berkorban. Dia memastikan komitmennya kepada rakyat Afghanistan tidak akan pernah berubah.

"Saya memberikan penghargaan dan rasa hormat saya yang mendalam atas pengorbanan semua warga Afghanistan, terutama tentara Afghanistan kami dan keluarga mereka, selama empat puluh tahun terakhir. Dengan penyesalan yang mendalam dan mendalam bahwa masa saya sendiri berakhir dengan tragedi yang sama dengan pendahulu saya tanpa memastikan stabilitas dan kemakmuran," ucapnya.

"Saya meminta maaf kepada orang-orang Afghanistan bahwa saya tidak dapat mengakhirinya secara berbeda. Komitmen saya kepada rakyat Afghanistan tidak pernah goyah dan akan membimbing saya selama sisa hidup saya," imbuhnya.

Ashraf Ghani sempat dikabarkan kabur, simak di halaman berikut

Ashraf Ghani Sempat Dikabarkan Berada di UEA

Dilansir dari AFP, otoritas Uni Emirat Arab menerima Ashraf Ghani atas dasar kemanusiaan. Keberadaan Ghani mulanya tidak diketahui usai Taliban menyerang dan menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan.

"Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional UEA dapat mengkonfirmasi bahwa UEA telah menyambut Presiden Ashraf Ghani dan keluarganya dengan alasan kemanusiaan," kata Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab dalam sebuah pernyataan singkat, Rabu (18/8).

Diketahui, Ghani meninggalkan Afghanistan pada hari Minggu (15/8) ketika Taliban mendekati Ibu Kota Afghanistan, Kabul. Muncul spekulasi yang menyebutkan Ghani melarikan diri ke Tajikistan, Uzbekistan, atau Oman.

Taliban Bentuk Pemerintahan Baru

Taliban telah membentuk pemerintahan baru. Taliban menunjuk Mullah Mohammad Hassan Akhund sebagai Plt Perdana Menteri mereka. Dia masuk dalam daftar sanksi PBB dan menjabat semasa rezim keras Taliban tahun 1996-2001.

Wakilnya adalah Mullah Abdul Ghani Baradar, salah satu pendiri Taliban yang dibebaskan oleh Pakistan di bawah tekanan AS untuk mengambil bagian dalam negosiasi penarikan pasukan AS dari Afghanistan.

Menteri Dalam Negeri dijabat oleh Sirajuddin Haqqani, bagian jaringan Haqqani yang berafiliasi dengan Taliban, yang oleh pemerintah AS ditetapkan sebagai kelompok teroris. Ada tawaran jutaan dolar AS untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya.

Halaman 2 dari 2
(eva/haf)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads