Presiden Guinea digulingkan oleh tentara negaranya sendiri. Kudeta ini adalah buntut dari diperbolehkannya presiden menjabat hingga tiga periode.
Presiden Guinea yang dikudeta bernama Alpha Conde. Dia telah memimpin selama dua periode (masing-masing 5 tahun) dan hendak meneruskan di periode ketiga.
Berikut adalah 10 hal soal kudeta di Guinea, dihimpun dari pemberitaan hingga Senin (6/9/2021) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Sekilas negara Guinea
Dilansir AFP, Guinea adalah salah satu negara paling miskin di Afrika Barat. Luas negara ini sedikit lebih besar dari Inggris. Negara ini merdeka dari Prancis pada 1958. Negara ini mengalami kepemimpinan diktator dari periode ke periode, diwarnai pembantaian puluhan ribu orang dan pelanggaran hak asasi manusia.
Penduduk negara ini 13 juta orang, 80 persen penduduknya muslim, tetapi terdiri dari berbagai kelompok etnis, termasuk etnis Fulani dan Malinkes yang paling besar. Pertanian adalah sumber utama pekerjaan di negara itu. Negara ini adalah salah satu produsen utama bauksit dunia.
Korupsi tetap menjadi masalah utama. Banyak orang juga tidak memiliki akses listrik dan air mengalir. Guinea dilanda wabah Ebola terburuk dari 2013 hingga sekarang. Masih ada praktik sunat perempuan di Guinea.
2. Presiden Alpha Conde dulu dipilih demokratis
Pada tanggal 7 November 2010, andalan oposisi lama Alpha Conde menjadi presiden pertama yang dipilih secara bebas dalam sejarah Guinea. Dia terpilih kembali pada tahun 2015 untuk masa jabatan kedua setelah pemilihan yang diwarnai kekerasan dan di tengah tuduhan kecurangan.
Terpilihnya Conde untuk masa jabatan ketiga pada Oktober lalu menyebabkan ketegangan serta penangkapan puluhan oposisi.
3. Amandemen konstitusi untuk presiden 3 periode
Latar belakang kudeta adalah konstitusi diamandemen agar Presiden Alpha Conde bisa menjabat selama tiga periode. Perubahan konstitusi dilancarkan pada Maret 2020 yang memungkinkan dia menghindari batas dua masa jabatan presiden di negara itu.
Puluhan orang tewas dalam demonstrasi menentang masa jabatan ketiga untuk Conde. Ratusan orang lainnya ditangkap. Conde kemudian diproklamasikan sebagai presiden pada 7 November tahun lalu. Penantang utamanya, Cellou Dalein Diallo dan tokoh oposisi lainnya mencela pemilihan itu sebagai tipuan. Pemerintah kemudian menangkap beberapa anggota oposisi terkemuka atas dugaan peran mereka dalam bersekongkol dengan kekerasan pemilu di negara itu.
Selanjutnya, kudeta dilakukan militer:
Simak Video: Sorak Sorai Warga Guinea Usai Presiden Alpha Conde Ditangkap
4. Kudeta dilakukan militer Pasukan Khusus
Kudeta terjadi pada Minggu, 5 September 2021 waktu setempat. Pelakunya adalah militer Pasukan Khusus, dipimpin Kolonel Mamadi Doumbouya. Penduduk distrik Kaloum di ibu kota Conakry, kawasan pemerintah, telah melaporkan mendengar suara tembakan keras. Perbatasan negara ditutup.
Dilansir AFP, tentara Guinea menguasai stasiun televisi negara. Letnan Kolonel Mamady Doumbouya, muncul di televisi publik.
5. Pemerintahan dibubarkan militer
Militer mengambil alih pemerintahan. Pemerintahan Presiden Alpha Conde dibubarkan militer. Konstitusi juga dibubarkan.
Gubernur di negara itu dan pejabat tinggi lainnya akan digantikan oleh militer. Para anggota junta mengenakan baret dan mengenakan pakaian ketat, tanpa senjata yang terlihat.
6. Militer anggap negara salah urus
Kepala pasukan khusus militer Guinea, Letnan Kolonel Mamady Doumbouya, muncul di televisi publik. Dia mengenakan bendera nasional dan mengatakan salah urus pemerintah memicu kudeta.
"Kami tidak akan lagi mempercayakan politik kepada satu orang, kami akan mempercayakan politik kepada rakyat," kata Doumbouya.
"Guinea itu cantik. Kita tidak perlu memperkosa Guinea lagi, kita hanya perlu bercinta dengannya," tambahnya.
7. Presiden diculik
Pasukan Khusus itu menangkap Presiden Alpha Conde saat kudeta berlangsung. Presiden Alpha Conde tampak kusut di sofa yang dikelilingi oleh tentara. Dia menolak menjawab pertanyaan dari salah seorang soal kondisinya teraniaya atau tidak.
"Kami telah memutuskan, setelah mengambil presiden, untuk membubarkan konstitusi," kata seorang perwira berseragam diapit oleh tentara yang membawa senapan serbu dalam sebuah video seperti dilansir dari AFP, Senin (6/9/2021).
Selanjutnya, kecaman internasional:
8. Presiden tampil di video
Presiden Alpha Conde yang dikudeta muncul dalam sebuah video yang tersebar usai beredar kabar penculikan dirinya dalam sebuah upaya kudeta militer. Tampak dalam video tersebut bahwa pemimpin berusia 83 tahun itu dalam kondisi hidup setelah serangan pada Minggu, 5 September 2021.
Conde terlihat duduk dalam sebuah ruangan dan di sebelahnya tampak seorang tentara elit. Video tersebut diduga diambil pada 5 September juga. Militer memastikan Alpha Conde dalam keadaan aman.
![]() |
9. Jam malam diberlakukan
Junta militer mengatakan dalam sebuah pernyatan di stasiun tv nasional, mereka kan bertemu dengan menteri kabinet Conde, dan dua pejabat tinggi lainnya pada Senin (6/9/2020) pukul 11.00 pagi (11.00 GMT), di Ibu Kota Conakry. Sembari itu, jam malam diberlakukan.
"Jam malam sampai pemberitahuan lebih lanjut," ujar pihak militer sambil mengatakan akan mengadakan pertemuan menteri kabinet Conde pada Senin siang.
10. Kecaman internasional
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengutuk kudeta dalam cuitannya di Twitter dan menyerukan pembebasan Conde. Ketua Uni Afrika, Presiden DR Kongo Felix Tshisekedi, dan kepala badan eksekutifnya, mantan perdana menteri Chad Moussa Faki Mahamat, juga mengutuknya, menyerukan pembebasan segera Conde.
Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS), melalui penjabat presidennya, pemimpin Ghana Nana Akufo-Addo, mengancam sanksi jika tatanan konstitusional Guinea tidak dipulihkan. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell menuntut penghormatan terhadap keadaan hukum, kepentingan perdamaian dan kesejahteraan rakyat Guinea.