Seorang pria kelahiran Inggris yang menjadi anggota kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang dijuluki 'The Beatles', mengaku bersalah telah memenggal seorang sandera asal Amerika Serikat (AS).
Seperti dilansir Reuters, Jumat (3/9/2021), Alexanda Kotey (37) yang kelahiran London ini merupakan salah satu dari dua militan ISIS yang ditahan di Irak oleh militer AS sebelum diterbangkan ke AS untuk disidangkan atas dakwaan terorisme.
Dalam persidangan yang digelar di Alexandria, Virginia, pada Kamis (2/9) waktu setempat, Kotey mengaku bersalah atas delapan dakwaan pidana termasuk penyanderaan mematikan dan konspirasi mendukung teroris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di hadapan hakim distrik AS, TS Ellis, dia mengakui bersalah atas pembunuhan dua jurnalis AS, James Foley dan Steven Sotloff, dan dua relawan kemanusiaan, Kayla Mueller dan Peter Kassig.
Baca juga: Apa Perbedaan Taliban, Al-Qaeda dan ISIS? |
Dakwaan-dakwaan yang dijeratkan terhadap Kotey memiliki ancaman hukuman mati. Namun otoritas AS telah memberitahu otoritas Inggris bahwa jaksa-jaksa AS tidak akan menuntut hukuman mati terhadap Kotey.
Hakim Ellis menuturkan bahwa di bawah pengaturan tentatif antara otoritas AS dan Inggris, Kotey bisa dipindahkan ke Inggris setelah menjalani masa hukuman selama 15 tahun di AS.
Departemen Kehakiman AS menyatakan bahwa Kotey sepakat dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat, jika masa hukuman yang dijalaninya di Inggris kurang dari hukuman seumur hidup, Kotey setuju 'untuk dipindahkan kembali ke Amerika Serikat untuk menjalani sisa masa hukumannya'.
Lihat juga video 'Analisis Pengamat Terorisme: Taliban Tak Berniat Dirikan Khilafah':
Ditambahkan hakim Ellis bahwa sebagai bagian dari pembelaannya, Kotey sepakat untuk bekerja sama 'sepenuhnya dan sejujurnya' dengan penyidik AS dan pemerintahan asing, dan untuk menjalani pertemuan dengan anggota keluarga para sandera yang tewas di bawah pengawasan.
Kotey merupakan warga negara Inggris, namun pemerintah Inggris telah mencabut kewarganegaraannya karena dia bergabung dengan ISIS. Dia tergabung ke dalam kelompok ISIS beranggotakan empat orang yang dijuluki 'The Beatles' karena aksen Inggris mereka yang kental saat muncul dalam video-video ISIS.
Kelompok 'The Beatles' diduga terlibat dalam video-video grafis ISIS yang diposting secara online menunjukkan pemenggalan para sandera asing.
Dokumen dakwaan setebal 24 halaman untuk Kotey mencakup daftar panjang tindak penyiksaan yang diduga dilakukannya terhadap para sandera ISIS, termasuk menyetrum dengan taser, memaksa sandera saling bertarung dan memukuli mereka dengan tongkat, serta waterboarding (teknik interogasi sarat penyiksaan).