Taliban: China Janji Tetap Buka Kedutaan dan Tingkatkan Bantuan

Taliban: China Janji Tetap Buka Kedutaan dan Tingkatkan Bantuan

Rita Uli Hutapea - detikNews
Jumat, 03 Sep 2021 08:40 WIB
Sejumlah pasukan Taliban berjaga di area sekitar Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul. Mereka bersiaga di kawasan itu usai AS tinggalkan Afghanistan.
kelompok Taliban (Foto: AP Photo/Khwaja Tawfiq Sediqi)
Jakarta -

Seorang juru bicara Taliban mengatakan bahwa pemerintah China telah berjanji untuk tetap membuka kedutaan besarnya di Afghanistan, dan meningkatkan bantuan kemanusiaan ke negara yang dilanda perang itu.

Seperti diberitakan kantor berita AFP, Jumat (3/9/2021), Abdul Salam Hanafi, anggota kantor politik Taliban di Doha, Qatar, "melakukan percakapan telepon dengan Wu Jianghao, Wakil Menteri Luar Negeri Republik Rakyat China," kata juru bicara Taliban, Suhail Shaheen di Twitter.

"Wakil Menteri Luar Negeri China mengatakan bahwa mereka akan mempertahankan kedutaan mereka di Kabul, menambahkan bahwa hubungan kami akan meningkat dibandingkan dengan masa lalu. Afghanistan dapat memainkan peran penting dalam keamanan dan pengembangan kawasan," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"China juga akan melanjutkan dan meningkatkan bantuan kemanusiaannya terutama untuk pengobatan COVID-19," imbuh juru bicara Taliban tersebut.

Belum ada komentar dari Beijing mengenai hal ini.

ADVERTISEMENT

Sebagian besar negara-negara di dunia telah mengadopsi pendekatan menunggu untuk terlibat dengan Taliban sejak kelompok itu merebut kendali atas pemerintahan Afghanistan.

Namun, China telah berulang kali mengecam apa yang dilihatnya sebagai penarikan tergesa-gesa dan tidak terencana dari Afghanistan oleh Amerika Serikat. Pemerintah China juga telah mengatakan siap untuk memperdalam hubungan "persahabatan dan kerja sama" dengan Taliban setelah pengambilalihan mereka.

Simak juga video 'Taliban Terus Bujuk China Untuk Investasi di Afghanistan':

[Gambas:Video 20detik]



Kedutaan China di Kabul saat ini tetap beroperasi, meskipun Beijing mulai mengevakuasi warga China dari negara itu beberapa bulan lalu karena keamanan yang memburuk.

Tetapi Beijing belum mengakui Taliban sebagai pemerintah de facto, dan waspada terhadap dukungan yang diberikan Taliban kepada separatis Uighur yang ingin menyusup ke wilayah perbatasan sensitif Xinjiang.

Menurut para pengamat, bagi Beijing, pemerintahan yang stabil dan kooperatif di Kabul akan membuka jalan bagi perluasan upaya infrastruktur luar negerinya. Taliban, sementara itu, mungkin menganggap China sebagai sumber investasi dan dukungan ekonomi yang penting.

Perusahaan-perusahaan China juga telah mengincar tambang tembaga dan lithium yang luas di Afghanistan, tetapi para ahli mengatakan situasi keamanan yang berbahaya berarti serbuan komoditas oleh investor tidak mungkin terjadi segera.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads