Pemerintah Tajikistan mengingatkan bahwa pihaknya tidak memiliki cukup infrastruktur untuk menampung banyak pengungsi dari Afghanistan, negara tetangganya yang dilanda kekacauan setelah kelompok Taliban kembali berkuasa. Tajikistan menyalahkan organisasi internasional yang disebutnya tidak membantu.
Seperti dilansir AFP, Kamis (2/9/2021), Menteri Dalam Negeri Tajikistan, Ramazon Hamro Rahimzoda, seperti dilaporkan kantor berita Khovar, telah bertemu dengan direktur Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk Pengungsi di negara tersebut.
Pertemuan itu membahas semakin banyaknya pengungsi di negara bekas Soviet itu dan dan krisis kemanusiaan di Afghanistan.
Dalam pertemuan pada Rabu (1/9) waktu setempat itu, Rahimzoda menuturkan bahwa saat ini ada 80 keluarga Afghanistan di perbatasan kedua negara berupaya menyeberang ke Tajikistan karena 'mengkhawatirkan keselamatan mereka' di bawah Taliban.
Rahimzoda mengeluhkan bahwa meskipun Tajikistan telah mempersiapkan area-area untuk menampung para pengungsi, badan-badan internasional tidak menawarkan 'bantuan praktis' untuk menampung mereka.
"Karena hal ini, di Republik Tajikistan tidak ada peluang untuk menerima sejumlah besar pengungsi dan pencari suaka," ucap Rahimzoda.
Dalam pertemuan itu, Rahimzoda juga menekankan bahwa Tajikistan telah 'memulangkan secara damai' sekitar 5.000 personel militer Afghanistan yang kabur ke perbatasannya saat Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada pertengahan Agustus lalu.
(nvc/ita)