Otoritas Inggris mengakui tengah melakukan pembicaraan langsung dengan kelompok Taliban. Pembicaraan yang digelar di Doha, Qatar, itu membahas soal jalur aman untuk warga Inggris dan sekutunya yang masih tertinggal di Afghanistan dan ingin dievakuasi.
Seperti dilansir AFP, Rabu (1/9/2021), pemerintah Inggris mengonfirmasi kepada AFP bahwa pihaknya mengerahkan pejabat senior, Simon Gass, untuk bertemu perwakilan Taliban di Doha.
Sebagian besar pemimpin dan tokoh senior Taliban diketahui mengasingkan diri di Doha hingga kelompok garis keras itu mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada pertengahan Agustus lalu.
Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, menuai kritikan setelah terungkap ada banyak warga Afghanistan yang pernah membantu pasukan NATO -- dan memenuhi syarat untuk relokasi ke Inggris -- diyakini masih tertinggal di Afghanistan, di mana mereka terancam Taliban.
"(Gass) Bertemu dengan perwakilan senior Taliban untuk menggarisbawahi pentingnya jalur aman untuk keluar Afghanistan bagi warga Inggris, dan warga Afghanistan yang pernah bekerja dengan kita," ucap juru bicara pemerintah Inggris kepada AFP.
Ini menjadi diplomasi pertama antara Inggris dan Taliban yang diungkap ke publik, setelah negara itu bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dalam operasi evakuasi lebih dari 100.000 orang selama beberapa pekan terakhir usai Taliban berkuasa di Afghanistan.
Taliban sebelumnya berjanji akan mengizinkan warga Afghanistan datang dan pergi dari negaranya, di tengah seruan komunitas internasional agar kelompok itu menghormati komitmen yang disampaikannya sebelumnya.
(nvc/tor)