Slovakia secara resmi menghentikan penggunaan vaksin COVID-19 yang diproduksi Rusia, Sputnik V. Kementerian Kesehatan Slovakia mencatat jumlah warganya yang telah divaksin buatan Rusia itu sekitar 18 ribu orang.
"Secara total, lebih dari 18.500 orang telah divaksinasi dengan Sputnik V," kata Zuzana Eliasova, juru bicara Kementerian Kesehatan, seperti dilansir AFP, Selasa (31/8/2021).
Slovakia telah membeli 200.000 dosis Sputnik V pada bulan Maret lalu. Slovakia menjadi negara anggota Uni Eropa kedua, setelah Hungaria, yang menggunakan vaksin yang tidak diizinkan oleh European Medicines Agency itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembelian tersebut menyebabkan reaksi politik yang besar di Slovakia. Serta permintaan yang rendah terhadap vaksin itu. Sebanyak tiga anggota dari koalisi empat partai yang berkuasa menentang pembelian vaksin Sputnik V itu.
Pembelian itu akhirnya membuat Perdana Menteri saat itu Igor Matovic dan Menteri Kesehatannya, Marek Krajci, mengundurkan diri. Sementara pemerintahan baru yang dipimpin oleh Eduard Heger diangkat pada 1 April lalu.
Sementara itu, Rusia membeli kembali 160.000 vaksin yang tidak digunakan. Pembelian itu dilakukan pada bulan Juli.
Dalam sebuah wawancara dengan AFP pada bulan Juni lalu, Heger mengungkap alasan Slovakia untuk membeli vaksin Sputnik V itu. Hal itu dilakukan terutama lantaran tekanan pada pasokan vaksin pada saat itu. Dia menambahkan bahwa keputusan itu tidak akan terulang.
"Keputusan itu dibuat di bawah dampak kuat, mungkin dampak terkuat, dari pandemi. Kami membutuhkan banyak vaksin," kata Heger.
"Dengan informasi yang kami miliki hari ini, saya tidak berpikir bahwa keputusan seperti itu akan dibuat," katanya.
Negara Eropa tengah yang berpenduduk 5,4 juta orang itu telah melaporkan total 394.923 kasus COVID-19 sejak awal pandemi. Sementara sebanyak 12.548 orang meninggal karena Corona di Slovakia.
Simak juga '6 Jenis Vaksin yang Digunakan di Indonesia':