Pertempuran terjadi antara para petempur Taliban dengan milisi Afghanistan di Lembah Panjshir, sebelah utara Kabul. Delapan petempur Taliban dilaporkan tewas dalam pertempuran pada Senin (30/8) malam waktu setempat.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (31/8/2021), informasi itu disampaikan oleh perwakilan kelompok oposisi anti-Taliban bernama Pasukan Perlawanan Nasional yang loyal pada pemimpin lokal, Ahmad Massoud, di Lembah Panjshir. Diketahui bahwa Panjshir menjadi satu-satunya provinsi yang bertahan melawan Taliban.
Pertempuran juga dilaporkan terjadi di Provinsi Baghlan, yang bertetangga dengan Panjshir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara Pasukan Perlawanan Nasional (NRF), Fahim Dashti, menuturkan bahwa pertempuran itu terjadi di pintu masuk sebelah barat Panjshir, di mana petempur Taliban menyerang posisi-posisi NRF.
Disebutkan Dashti bahwa serangan yang diduga untuk menguji pertahanan Lembah Panjshir itu, berhasil dihalau NRF yang berujung tewasnya delapan petempur Taliban dan sejumlah lainnya luka-luka. Sedikitnya dua anggota NRF luka-luka dalam pertempuran itu.
Juru bicara Taliban belum memberikan komentarnya terkait pertempuran ini.
Massoud, yang merupakan putra mantan komandan mujahidin anti-Soviet, Ahmad Shah Massoud, menempatkan dirinya di pusat perlawanan anti-Taliban di Lembah Panjshir. Dia memimpin pasukan anti-Taliban beranggotakan ribuan personel yang terdiri atas milisi lokal dan sisa-sisa tentara serta unit pasukan khusus Afghanistan.
Simak video 'AS Hengkang, Taliban Rayakan dengan Suara Tembakan':
Massoud sebelumnya menyerukan perundingan dengan Taliban tapi menegaskan bahwa pasukannya akan melakukan perlawanan jika provinsi mereka diserang.
Pada Selasa (31/8) waktu setempat, petempur Taliban melepaskan tembakan perayaan di berbagai wilayah Kabul setelah Amerika Serikat (AS) menuntaskan penarikan tentaranya dari Afghanistan. Para petempur Taliban untuk pertama kalinya sejak kembali berkuasa, memasuki area bandara Kabul dan mengambil alih operasionalnya.
Selama dua pekan terakhir, bandara Kabul menjadi pusat upaya evakuasi besar-besaran oleh AS dan negara-negara Barat lainnya. Tentara AS sebelumnya menguasai bandara Kabul demi mengamankan proses evakuasi.