Kelompok Taliban menyatakan akan menindak tegas serangan-serangan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di wilayah Afghanistan. Taliban juga mengharapkan ISIS menghentikan serangan-serangannya setelah pasukan asing, termasuk Amerika Serikat (AS), meninggalkan negara itu.
"Kami mengharapkan agar orang-orang Afghanistan yang dipengaruhi oleh IS (ISIS-red) ... akan menghentikan operasi mereka saat melihat pembentukan pemerintahan Islam tanpa keberadaan warga asing," ucap juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, kepada AFP, seperti dilansir pada Selasa (31/8/2021).
"Jika mereka memicu situasi perang dan melanjutkan operasi mereka, pemerintahan Islam ... kami akan menangani mereka," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangan bom bunuh diri mematikan yang diklaim ISIS, tepatnya ISIS Khorasan atau ISIS-K, mengguncang gerbang bandara Kabul pada Kamis (26/8) waktu setempat. Lebih dari 180 orang, termasuk 13 tentara AS, tewas dalam serangan bom itu.
Kebanyakan korban tewas merupakan warga Afghanistan yang berkumpul di luar bandara dengan harapan bisa dievakuasi keluar dari negaranya.
AS melancarkan serangkaian serangan terhadap posisi-posisi ISIS-K di Afghanistan dalam beberapa hari terakhir, untuk membalasnya. Salah satunya serangan drone yang menargetkan sebuah kendaraan di area permukiman Kabul, yang disebut bermuatan peledak dan membawa 'banyak pengebom bunuh diri' ISIS-K.
Di sisi lain, serangan-serangan AS itu disinyalir memicu kemarahan ISIS-K.
Simak Video: Momen Pesawat-pesawat Militer AS Mulai Tinggalkan Bandara Kabul
Taliban mengecam keras serangan-serangan terbaru yang dilakukan AS di wilayah Afghanistan. "Tidak ada izin bagi mereka untuk melakukan operasi semacam itu ... kemerdekaan kita harus dihormati," tegas Mujahid dalam pernyataannya.
Evakuasi puluhan ribu warga negara asing dan warga Afghanistan yang berisiko di bawah Taliban, berakhir pada Selasa (31/8) waktu setempat, saat batas akhir penarikan tentara AS dan pasukan NATO yang telah menjalankan misi selama 20 tahun di Afghanistan.
ISIS diketahui sangat kritis terhadap kesepakatan penarikan tentara asing yang disepakati antara Taliban dan AS tahun lalu, yang membuat Taliban menawarkan jaminan keamanan.
Salah satu pernyataan ISIS yang dirilis setelah Kabul dikuasai Taliban, menuduh kelompok Taliban mengkhianati para jihadis dengan kesepakatan penarikan tentara AS dan bersumpah akan melanjutkan pertempuran. Pernyataan itu dipantau oleh SITE Intelligence Group yang memantau komunikasi militan.
Saat Taliban membobol sejumlah penjara untuk membebaskan para petempurnya pada musim panas tahun ini, banyak militan ISIS yang juga dibebaskan.