Sebanyak 13 tentara Amerika Serikat tewas dalam serangan bom bunuh diri di bandara Kabul, ibu kota Afghanistan pada Kamis (26/8) waktu setempat. Peristiwa itu menjadi hari paling berdarah atau mematikan bagi pasukan AS di Afghanistan sejak tahun 2011.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Jumat (27/8/201), Departemen Pertahanan AS mengatakan 13 tentaranya tewas setelah dua pengebom bunuh diri yang dikerahkan oleh kelompok ISIS cabang Afghanistan, meledakkan bom mereka di pintu gerbang utama ke bandara dan di hotel terdekat yang digunakan untuk menampung para pengungsi.
Semula jumlah korban tewas sebanyak 12 tentara AS, namun kemudian bertambah setelah seorang personel AS lainnya meninggal karena luka-lukanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara Korps Marinir AS, Mayor Jim Stenger dalam sebuah pernyataan menyatakan, sepuluh dari mereka yang tewas dan beberapa yang terluka adalah Marinir AS.
AFP melaporkan, perang AS selama dua dekade di Afghanistan telah merenggut 1.909 nyawa personel militer AS dalam pertempuran. Korban jiwa terbanyak terjadi pada 6 Agustus 2011, ketika gerilyawan menembak jatuh sebuah pesawat transportasi Chinook milik AS dalam misi malam hari di provinsi Wardak di barat daya Kabul.
Sebanyak 30 tentara Amerika Serikat, termasuk 22 anggota pasukan operasi khusus Navy SEAL, tewas dalam kecelakaan itu, serta delapan warga Afghanistan dan seekor anjing militer AS.
Sebelumnya, korban satu hari terburuk juga melibatkan helikopter. Pada tanggal 28 Juni 2005, tiga personel Navy SEAL tewas dalam baku tembak setelah diterbangkan ke pegunungan di provinsi Kunar timur. Kemudian sebuah helikopter berisi pasukan bala bantuan dikirim untuk menolong satu personel SEAL yang masih hidup di darat dan menemukan jasad ketiga personel SEAL tersebut. Namun, helikopter tersebut ditembak jatuh dan menewaskan 16 orang di dalamnya.
Peristiwa mematikan lainnya termasuk baku tembak antara sejumlah petempur Taliban dan pasukan AS di Wanat di provinsi Nurestan pada Juli 2008, yang menewaskan sembilan tentara AS.
Lima belas bulan kemudian, pada Oktober 2009, delapan tentara Amerika tewas dalam pertempuran serupa dengan ratusan petempur Taliban di Kamdesh, juga di provinsi Nurestan.
Selama perang di Afghanistan, AS juga telah mengalami hilangnya banyak nyawa tentaranya akibat serangan yang dilakukan pihak-pihak yang dianggap sebagai sekutu AS. Pada tanggal 27 April 2011, delapan personel Angkatan Udara AS dan satu warga sipil AS ditembak mati di bandara Kabul oleh seorang pilot Afghanistan.
Juga pada tanggal 30 Desember 2009, seorang agen yang menurut intelijen AS berada di pihak mereka membunuh tujuh perwira dan kontraktor CIA, bersama dengan dua lainnya, di sebuah fasilitas CIA di Afghanistan timur yang dikenal sebagai Camp Chapman.