Pemerintah Amerika Serikat memperingatkan orang-orang yang mencoba mengakses bandara Kabul, Afghanistan untuk segera meninggalkan daerah itu. Peringatan ini disampaikan seiring Inggris dan Australia menyebut adanya "ancaman tinggi" serangan teroris.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis (26/8/2021), peringatan perjalanan yang hampir senada dari Inggris, Australia dan Amerika Serikat pada Rabu (25/8) malam waktu setempat, menyerukan orang-orang yang berkumpul di bandara Kabul untuk pindah ke lokasi yang aman.
Selama berhari-hari, ribuan warga Afghanistan dan warga asing yang ketakutan telah menyerbu Bandara Internasional Kabul Hamid Karzai, untuk keluar dari Afghanistan menyusul berkuasanya kembali kelompok Taliban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peringatan keamanan tentang bandara Kabul ini sangat spesifik.
"Mereka yang berada di Abbey Gate, East Gate, atau North Gate saat ini harus segera pergi," kata Departemen Luar Negeri AS, menyatakan adanya "ancaman keamanan" yang tidak disebutkan lebih lanjut.
Departemen Luar Negeri (Deplu) Australia juga menyatakan ada "ancaman serangan teroris yang sedang berlangsung dan sangat tinggi".
"Jangan bepergian ke Bandara Internasional Kabul Hamid Karzai. Jika Anda berada di area bandara, pindahlah ke lokasi yang aman dan tunggu saran lebih lanjut," kata Deplu Australia.
Pemerintah Inggris juga mengeluarkan peringatan serupa, seraya menambahkan "jika Anda dapat meninggalkan Afghanistan dengan aman dengan cara lain, Anda harus segera melakukannya".
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden menyerukan agar evakuasi dari Afghanistan harus segera diselesaikan karena meningkatnya ancaman dari ISIS.
Biden mengatakan semakin lama AS tinggal di negara yang saat ini dikuasai Taliban itu, makin ada risiko serangan akut dan meningkat oleh kelompok teroris yang dikenal sebagai ISIS-K," atau ISIS-Khorasan. Biden menyebut kelompok itu menargetkan untuk menyerang pasukan AS dan bandara.
"Dari hari ke hari kami berada di lapangan kami tahu bahwa ISIS-K berusaha untuk menargetkan bandara dan menyerang pasukan AS dan sekutu," kata Biden.