Evakuasi dengan pesawat militer Amerika Serikat (AS) berlangsung dramatis usai seorang wanita Afghanistan tiba-tiba kontraksi dan melahirkan pada Sabtu (21/8). Pesawat tersebut diketahui membawa para pengungsi dari Afghanistan.
Seperti dilansir CNN, Minggu (22/8/2021) Angkatan Udara AS mengatakan sang wanita mulai mengalami kontraksi saat pesawat berada di ketinggian di atas 28.000 kaki (8.534 meter), karena tekanan udara yang lebih rendah di dalam pesawat.
"Komandan pesawat memutuskan untuk menurunkan ketinggian untuk meningkatkan tekanan udara di pesawat, yang membantu menstabilkan dan menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya," demikian dalam akun Twitter resmi Komando Mobilitas Udara AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam utas Twitter yang diposting hari Minggu (22/8) itu, Komando Mobilitas Udara AS menyebut wanita itu bekerja di atas pesawat angkut C-17, selama perjalanan kedua untuk melarikan diri dari pengambilalihan Taliban di Afghanistan. Penerbangan dilakukan dari pangkalan transit di Timur Tengah menuju pangkalan udara AS Ramstein, di Jerman.
"Begitu pesawat mendarat, personel dari tim medis ke-86 Angkatan Udara membantu membawa ibu dan bayinya dari ruang kargo C-17 dan dibawa ke fasilitas medis terdekat. Kini kondisi keduanya dalam keadaan sehat usai mendarat," kata Tweet tersebut.
Diketahui pangkalan Udara Ramstein menjadi titik transit utama bagi para pengungsi dari Afghanistan.
Pada Sabtu (21/8) lalu, Jenderal Hank Taylor mengatakan kepada wartawan di Pentagon bahwa pesawat evakuasi C-17 bertugas memindahkan pengungsi dari pangkalan udara di Qatar ke Jerman, untuk mengurangi tumpukan orang di pangkalan Qatar. Sebelumnya disebutkan banyak penerbangan yang datang langsung dari Kabul ke Qatar sempat dihentikan.
"Pada hari Jumat, penerbangan evakuasi militer AS dari ibukota Afghanistan dihentikan selama hampir delapan jam karena area transit pangkalan militer AS di Qatar penuh," kata para pejabat.
Jenderal Josh Olson menyebut pangkalan Ramstein memiliki kapasitas untuk 5.000 orang. Namun fasilitas tambahan sedang dibangun untuk bisa menampung 7.500 orang. Di sana, para pengungsi dapat tinggal sementara 48-72 jam, sesuai dengan perjanjian AS dan Jerman yang menyebut mereka tak boleh tinggal lebih dari 10 hari di sana.
Disebutkan sejak akhir Juli lalu, 22.000 orang telah dievakuasi hingga kini, di mana sebanyak 17.000 di antaranya dievakuasi sejak 14 Agustus. Angkatan Udara memecahkan rekor jumlah orang yang pernah dibawa ke dalam pesawat dalam proses evakuasi kali ini.
Diketahui dalam penerbangan pada 15 Agustus, Angkatan Udara membawa 823 orang, dari jumlah awal 640 orang, di mana 183 di antaranya adalah anak-anak.
Tonton Video: Melihat Kamp Pengungsi Afghanistan di Pangkalan Militer AS