Menlu Inggris Didesak Mundur Terkait Evakuasi Penterjemah Afghanistan

Menlu Inggris Didesak Mundur Terkait Evakuasi Penterjemah Afghanistan

Rita Uli Hutapea - detikNews
Sabtu, 21 Agu 2021 12:10 WIB
Taliban fighters patrol as two Traffic policemen stand, left, in Kabul, Afghanistan, Thursday, Aug. 19, 2021. The Taliban celebrated Afghanistans Independence Day on Thursday by declaring they beat the United States, but challenges to their rule ranging from running a country severely short on cash and bureaucrats to potentially facing an armed opposition began to emerge. (AP Photo/Rahmat Gul)
Taliban kembali menguasai Afghanistan (Foto: AP/Rahmat Gul)
Jakarta -

Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Dominic Raab didesak untuk mundur karena tidak melakukan panggilan telepon untuk membantu para penerjemah melarikan diri dari Afghanistan. Alasannya, kemajuan cepat Taliban membuat kontak menjadi tidak mungkin dilakukan.

Seperti diberitakan kantor berita AFP, Sabtu (21/8/2021), Raab sedang berlibur di Crete ketika kantornya disarankan untuk menelepon Menlu Afghanistan guna mendesaknya membantu mengevakuasi penerjemah lokal yang telah membantu pasukan Inggris.

Tetapi panggilan telepon itu tidak pernah dilakukan, yang mengarah pada tuntutan agar Raab meletakkan jabatannya. Pemerintah Inggris pun dianggap telah mengabaikan para penerjemah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sementara Menteri Luar Negeri berbaring di kursi berjemur, Taliban maju," kata juru bicara oposisi utama Partai Buruh, Lisa Nandy.

"Menteri Luar Negeri seharusnya malu dan Perdana Menteri memiliki pertanyaan serius untuk dijawab mengapa dia tetap menjabat," cetusnya.

ADVERTISEMENT

Namun, Raab membela tindakannya, dengan menyebut laporan media sebagai "tidak akurat".

Menurut Raab, panggilan telepon itu didelegasikan kepada seorang menteri junior karena dia "memprioritaskan keamanan dan kapasitas" di bandara Kabul, atas saran dari mereka yang mengawasi respons krisis.

Simak video 'Pengungsi dari Afghanistan Tiba di Inggris':

[Gambas:Video 20detik]



"Menteri Luar Negeri Afghanistan (Haneef Atmar) setuju untuk menerima panggilan itu, tetapi tidak dapat melakukannya karena situasi yang memburuk dengan cepat," kata Raab dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.

"Seluruh pemerintah telah bekerja tanpa lelah selama seminggu terakhir untuk membantu sebanyak mungkin orang mengungsi dari Afghanistan," tambahnya.

Pemerintah Inggris telah menyatakan memprioritaskan keamanan di bandara Kabul, yang menurut Raab adalah keputusan yang "tepat".

"Oleh karenanya, 204 warga negara Inggris dan keluarga mereka, staf Afghanistan, dan warga negara lain dievakuasi pada Senin pagi 16 Agustus," kata Raab, seraya menambahkan bahwa 1.635 orang telah diterbangkan sejak itu.

Pemerintah Inggris telah dikecam karena dianggap tidak cukup membantu para penerjemah Afghanistan yang selama ini mendukung pasukan Inggris.

Perdana Menteri Boris Johnson bersikeras bahwa para pejabat Inggris "mulai melihat beberapa kemajuan yang baik" di bandara Kabul, meskipun ada kekacauan di lapangan.

"Inggris sedang mengevakuasi sebanyak yang kami bisa, secepat yang kami bisa," ujarnya.

"Apa yang Inggris sekarang perlu lakukan adalah bekerja dengan semua teman dan mitra kami di komunitas internasional sehingga kami menggunakan pengaruh maksimum pada rezim baru di Kabul," tandas Johnson.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads