Dewan Ulama Taliban Akan Putuskan Aturan Berbusana Wanita Afghanistan

Dewan Ulama Taliban Akan Putuskan Aturan Berbusana Wanita Afghanistan

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 19 Agu 2021 13:49 WIB
Bamyian city, Bamyian Province, Afghanistan - November 14, 2010: Four Afghan women in blue and black burqa walking on dirt path in barren land
Ilustrasi -- Taliban mewajibkan wanita memakai burqa saat berkuasa di Afghanistan tahun 1996 silam (dok. Getty Images/christophe_cerisier)
Kabul -

Seorang pemimpin senior Taliban menyatakan bahwa peran wanita di Afghanistan, termasuk hak mereka untuk bekerja dan mendapat pendidikan serta bagaimana mereka harus berpakaian, akan diputuskan oleh dewan ulama Islam.

"Para ulama kami akan memutuskan apakah anak-anak perempuan diizinkan bersekolah atau tidak," ucap salah satu pemimpin senior Taliban, Waheedullah Hashimi, yang memiliki akses untuk pengambilan keputusan dalam tubuh kelompok Taliban, seperti dilansir Reuters, Kamis (19/8/2021).

"Mereka akan memutuskan apakah mereka harus memakai hijab, burqa, atau hanya cadar plus abaya atau sesuatu, atau tidak. Itu tergantung pada mereka," sebutnya kepada Reuters.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang-orang di Afghanistan 99,99 persen adalah Muslim dan mereka percaya pada Islam. Ketika Anda mempercayai hukum, tentu saja Anda harus menerapkan hukum itu. Kami memiliki sebuah dewan, sebuah dewan ulama yang sangat terkemuka. Mereka akan memutuskan apa yang harus dilakukan," jelasnya.

Pada Selasa (17/8) waktu setempat, juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, menyatakan dalam konferensi pers di Kabul bahwa perempuan akan diizinkan untuk bekerja dan mengakses pendidikan, dan 'akan sangat aktif dalam masyarakat namun dalam kerangka Islam'.

ADVERTISEMENT

Saat menguasai Afghanistan tahun 1996-2001 silam, Taliban melarang wanita bekerja dan anak perempuan tidak diperbolehkan bersekolah, serta mewajibkan wanita memakai burqa saat pergi keluar rumah dan didampingi oleh kerabat laki-laki mereka. Mereka yang melanggar aturan terkadang mengalami penghinaan dan pemukulan di depan umum oleh polisi syariah Taliban.

Para pemimpin negara Barat telah menegaskan bahwa mereka akan menilai Taliban yang baru dengan tindakan mereka, termasuk cara memperlakukan anak perempuan dan wanita.

"Kita akan menilai rezim ini berdasarkan pilihan-pilihan yang diambilnya, dan berdasarkan tindakan daripada kata-katanya, berdasarkan sikapnya terhadap terorisme, terhadap kejahatan dan narkotika, juga akses kemanusiaan, dan hak perempuan untuk menerima pendidikan," ucap Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, pada Rabu (18/8) waktu setempat.

Simak juga Video: Presiden Afghanistan: Saya Tak Pernah Berniat Melarikan Diri

[Gambas:Video 20detik]



(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads