Kabur Gegara Taliban, Presiden Afghanistan: Ini Pilihan yang Sulit

Kabur Gegara Taliban, Presiden Afghanistan: Ini Pilihan yang Sulit

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 16 Agu 2021 14:12 WIB
Afghanistans President Ashraf Ghani speaks during a function at the Afghan presidential palace in Kabul on August 4, 2021. (Photo by SAJJAD HUSSAIN / AFP)
Ashraf Ghani (dok. AFP/SAJJAD HUSSAIN)
Kabul -

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, menyatakan akan 'terus mengabdi' pada negara setelah dirinya melarikan diri dari Kabul karena serbuan Taliban. Presiden Ghani juga menyebut bahwa meninggalkan negaranya saat Taliban mengambil alih kekuasaan adalah sebuah pilihan yang sulit.

"Saya akan terus selalu mengabdi pada negara saya dengan menawarkan gagasan dan program," tulis Presiden Ghani dalam postingan Facebook-nya seperti dilansir CNN, Senin (16/8/2021).

"Hari ini, saya mendapati sebuah pilihan sulit; apakah saya harus menghadapi Taliban yang bersenjata yang ingin memasuki istana, atau meninggalkan negara tercinta yang telah saya dedikasikan hidup saya untuk melindungi dan mengurusnya selama 20 tahun terakhir," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Taliban telah memutuskan untuk menyingkirkan saya, mereka ada di sini untuk menyerang Kabul dan warga Kabul. Demi menghindari pertumpahan darah, saya pikir yang terbaik adalah pergi," jelas Presiden Ghani dalam postingannya pada Minggu (15/8) waktu setempat.

Dalam postingannya, Presiden Ghani tidak menjelaskan keberadaannya saat ini.

ADVERTISEMENT

Dua sumber menuturkan kepada CNN bahwa dia melarikan diri ke Tajikistan. Namun salah satu sumber dari Afghanistan itu menyatakan bahwa Tajikistan tidak akan menjadi tujuan terakhir Presiden Ghani. Sumber-sumber itu menolak untuk mengungkapkan tujuan akhir Presiden Ghani.

Laporan Associated Press sebelumnya menyebut Presiden Ghani secara diam-diam meninggalkan Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul dengan membawa sejumlah kecil orang-orang kepercayaannya. Dia bahkan tidak memberitahu pemimpin-pemimpin politik lainnya yang tengah merundingkan transisi kekuasaan damai dengan Taliban, soal rencana kepergiannya itu.

Tonton Video: Pendudukan Taliban di Kabul: Presiden Kabur, Istana Kepresidenan Jatuh

[Gambas:Video 20detik]



Mantan anggota parlemen Afghanistan, Jamil Karzai, yang juga kerabat dari mantan Presiden Hamid Karzai menuduh Presiden Ghani telah mengkhianati negaranya sendiri dengan kabur ke luar negeri. Sedangkan Ketua Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional Afghanistan, Abdullah Abdullah, mengecam Presiden Ghani karena meninggalkan Kabul di masa-masa genting ketika Taliban merebut kekuasaan.

Dalam pernyataannya via Facebook, Presiden Ghani menambahkan bahwa Taliban mengambil alih kekuasaan dengan 'pedang dan senjata' dan kini 'bertanggung jawab untuk melindungi kehormatan, kemakmuran dan harga diri rekan senegaranya'.

"Mereka tidak memenangkan legitimasi hati. Mereka sekarang menghadapi ujian historis baru; apakah mereka akan melindungi nama dan kehormatan Afghanistan atau mereka akan memprioritaskan tempat dan jaringan lainnya," sebutnya.

"Untuk memenangkan legitimasi dan hati rakyat, Taliban perlu memberikan jaminan kepada seluruh rakyat, suku, segmen yang berbeda, saudara perempuan dan wanita-wanita Afghanistan dan memperjelas rencana dan membagikannya kepada publik," imbuhnya.

Halaman 3 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads