Dua pelaku yang berencana menyerang dan membunuh Duta Besar Myanmar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Kyaw Moe Tun menyewa seorang pembunuh bayaran. Hal ini dilakukan agar Kyaw Moe Tun mundur dari jabatannya.
Seperti dilansir AFP, Minggu (8/8/2021) salah satu pelaku, Phyo Hein Htut (28) menghubungi seorang penjual senjata di Thailand, yang diketahui menjual senjata ke militer Myanmar. Keduanya berbincang melalui layanan video FaceTime terkait rencana pembunuhan sang dubes.
Penjual senjata itu menawarkan untuk menyewa seseorang untuk melukai Dubes Kyaw Moe Tun agar dirinya mundur dari jabatannya. Namun jika menolak, penjual senjata itu mengusulkan akan melakukan sabotase pembunuhan dengan merusak ban mobil Moe Tun sehingga menyebabkan kecelakaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Juli lalu, pelaku lainnya, Ye Hein Zaw (20) mentrasfer uang $4,000 (sekitar Rp 57,6 juta) melalui aplikasi pembayaran digital Zelle ke Phyo Hein Htut, sebagai uang muka.
Pelaku Terancam Hukuman 5 Tahun Penjara
Kepolisian Amerika Serikat berhasil mengamankan dua pelaku tersebut. Keduanya terancam hukuman hingga lima tahun penjara atas perbuatannya.
"Keduanya bersekongkol untuk melukai atau membunuh duta besar Myanmar untuk PBB dalam serangan yang direncanakan terhadap seorang pejabat asing yang akan terjadi di tanah AS," kata jaksa AS untuk distrik selatan New York, Audrey Strauss, seperti dilansir AFP, Minggu (8/8/2021)
Hingga kini, masih belum jelas apakah para pelaku memiliki hubungan dengan junta militer atau tidak. Jika ada bukti keterlibatan resmi dari junta, AS kemungkinan akan melanjutkan tekanannya agar junta mundur.