Seorang pria Australia akan mulai diadili atas kasus pemerkosaan di gedung parlemen. Kasus ini sempat memicu gelombang protes baru untuk gerakan antipelecehan seksual #MeToo di Australia.
Seperti dilansir AFP, Jumat (6/8/2021), pria berusia 26 tahun yang tidak disebut namanya itu akan mulai disidang pada September mendatang, atas tindak pemerkosaan tahun 2019 lalu. Pekan ini, Kepolisian Canberra mengirimkan surat pemanggilan untuk menghadiri persidangan kepada pengacara pria itu.
"Polisi akan mendakwa pria itu telah melakukan hubungan seksual dengan seorang wanita tanpa izin di Gedung Parlemen," demikian pernyataan Kepolisian Canberra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kasus ini, seorang mantan staf pemerintah bernama Brittany Higgins secara terbuka mengungkapkan pada April lalu bahwa dirinya diperkosa oleh seorang pria yang merupakan koleganya di dalam kantor salah satu Menteri di Gedung Parlemen tahun 2019. Pemerkosaan terjadi setelah acara bersama para koleganya dari Partai Liberal.
Pengakuan Higgins itu terjadi saat serangkaian tuduhan mencuat soal perlakuan tidak layak terhadap kaum wanita di parlemen Australia, yang berujung unjuk rasa puluhan ribu orang.
Pada saat itu, Higgins menuturkan kepada kerumunan orang yang berkumpul di Canberra bahwa kisahnya menjadi 'pengingat menyakitkan bagi kaum wanita bahwa itu bisa terjadi di Gedung Parlemen, dan bisa sungguh-sungguh terjadi di mana saja'.
"Kita pada dasarnya mengakui sistemnya rusak, langit-langit kaca masih ada pada tempatnya," sebutnya saat itu.
Pria yang terjerat kasus pemerkosaan ini terancam hukuman maksimum 12 tahun penjara jika terbukti bersalah.
Lihat juga video 'Kris Wu Dituding Perkosa 30 Perempuan, Beberapa di Bawah Umur':