Kementerian Lingkungan dan regulator nuklir China sebelumnya menyatakan ada lebih dari 60.000 batang bahan bakar di reaktor tersebut dan proporsi batang bahan bakar yang rusak diklaim mencapai 'kurang dari 0,01 persen'. Mereka menyebut kerusakan itu 'tak terhindarkan' karena berbagai faktor termasuk manufaktur bakar bakar dan transportasi.
Mulai beroperasi tahun 2018, PLTN Taishan merupakan yang pertama di dunia yang mengoperasikan reaktor nuklir EPR generasi selanjutnya -- reaktor yang memiliki desain air bertekanan. Reaktor EPR yang memproduksi lebih sedikit limbah ini dibanggakan sebagai kemajuan menjanjikan dalam keamanan dan efisiensi jika dibandingkan reaktor konvensional.
Menurut data Otoritas Energi Nasional, pembangkit nuklir memasok kurang dari lima persen kebutuhan listrik tahunan China pada tahun 2019. Namun angka ini diperkirakan akan meningkat karena China berupaya netral karbon tahun 2060 mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
China diketahui memiliki 47 pembangkit nuklir dengan total kapasitas 48,75 gigawatt -- merupakan tertinggi ketiga di dunia setelah AS dan Prancis -- dan telah menginvestasikan miliaran dolar AS untuk pengembangan sektor energi nuklirnya.
(nvc/idh)