Australia Setujui Penggunaan Vaksin Pfizer untuk Anak 12-15 Tahun

Australia Setujui Penggunaan Vaksin Pfizer untuk Anak 12-15 Tahun

Rita Uli Hutapea - detikNews
Jumat, 23 Jul 2021 11:16 WIB
BANGKOK, THAILAND - JUNE 07: A woman takes a selfie while being administered the AstraZeneca Covid-19 coronavirus vaccine by a health worker at the mass vaccination site inside the Siam Paragon shopping mall on June 07, 2021 in Bangkok, Thailand. Thailand began rolling out its long-anticipated mass vaccination program on Monday. The government has said it will vaccinate around 70 percent of its population by the end of the year, with either  Sinovac or AstraZeneca vaccines. The government has also announced plans to acquire Pfizer and Johnson & Johnson vaccines to bolster its program. (Photo by Sirachai Arunrugstichai/Getty Images)
ilustrasi vaksin (Foto: Getty Images/Sirachai Arunrugstichai)
Jakarta -

Regulator obat Australia telah menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech untuk anak-anak berusia 12 hingga 15 tahun.

Seperti diberitakan Reuters dan Channel News Asia, Jumat (23/7/2021), Menteri Kesehatan Federal Greg Hunt mengumumkan hal itu pada Jumat (23/7) ini, ketika negara itu tengah memerangi wabah virus Corona varian Delta di tiga negara bagian.

Dalam sebuah pernyataan, Hunt mengatakan, regulator obat Australia, Therapeutic Goods Administration telah menilai secara menyeluruh bukti domestik dan internasional sebelum memberikan persetujuannya untuk vaksin Pfizer-BioNTech yang akan diberikan kepada kelompok usia tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Izin serupa untuk penggunaan vaksin pada anak-anak telah disetujui beberapa minggu lalu oleh regulator di Amerika Serikat, Uni Eropa dan Inggris.

Sebelumnya, vaksin Pfizer-BioNTech hanya disetujui untuk digunakan di Australia untuk orang berusia 16 tahun ke atas.

ADVERTISEMENT

Hunt mengatakan, panel vaksinasi Australia akan menyarankan kelompok anak mana yang harus diprioritaskan untuk peluncuran vaksin dan kapan harus diberikan.

Dengan lebih dari 32.400 kasus COVID-19 dan 915 kematian, Australia telah menangani pandemi jauh lebih baik daripada banyak negara maju lainnya. Namun, lockdown berulang kali dan peluncuran vaksinasi yang lamban telah menyebabkan frustrasi.

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison pada hari Kamis (22/7) meminta maaf atas program vaksinasi yang lambat seiring pemerintahnya berupaya mempercepat inokulasi dan memenuhi target untuk memvaksinasi populasi orang dewasa pada akhir 2021.

Seperti dilansir AFP, Kamis (22/7/2021), Morrison berada di bawah tekanan publik yang besar untuk meningkatkan tingkat vaksinasi Corona di Australia yang kini baru mencapai sekitar 11 persen -- salah satu yang terendah di antara negara-negara kaya di dunia.

Setelah berbulan-bulan membanggakan 'standar emas' respons pandemi Corona di negaranya dan bersikeras menyatakan vaksinasi Corona 'bukanlah perlombaan', Morrison tunduk pada kritikan yang menghujaninya.

Diketahui bahwa otoritas Australia sangat bergantung pada vaksin Corona buatan AstraZeneca, yang kini hanya direkomendasikan untuk warga berusia 60 tahun ke atas karena adanya risiko pembekuan darah yang tergolong langka.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads