Lolos dari Maut, Istri Presiden Haiti Pulang dari RS Usai Dirawat

Lolos dari Maut, Istri Presiden Haiti Pulang dari RS Usai Dirawat

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Minggu, 18 Jul 2021 10:29 WIB
(FILES) In this file photo taken on May 23, 2018, Haitian President Jovenel Moise (L) and Haitian First Lady Martine Moise are seen at the National Palace in Port-au-Prince, Haiti. - The widow of Haitis slain president Jovenel Moise returned home on July 17, 2021 after being treated in Florida for wounds she suffered in the attack, an official said. (Photo by HECTOR RETAMAL and HECTOR RETAMAL / AFP)
Presiden Haiti beserta sang ibu negara (Foto: AFP/HECTOR RETAMAL)
Port-au-Prince -

Istri dari Presiden Haiti yang terbunuh Jovenel Moise, akhirnya diizinkan pulang dari Rumah Sakit di Amerika Serikat. Ia sempat menjalani perawatan usai terluka parah dalam insiden serangan beberapa waktu lalu.

Kabar ini pertama kali disampaikan Sekretaris negara untuk bidang komunikasi, Frantz Exantus melalui Twitter. Martine Moise, masih dengan balutan penyangga di lengan kanannya dan mengenakan rompi anti peluru, diterima di bandara Port-au-Prince oleh Perdana Menteri sementara Claude Joseph.

"Ibu negara baru saja tiba di Haiti untuk mengambil bagian dalam persiapan pemakaman kenegaraan mendiang suaminya," tulis Exantus yang juga memposting foto Martine Moise turun dari pesawat pribadi ditemani oleh beberapa penjaga keamanan, seperti dilansir AFP, Minggu (18/7/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upacara pemakaman kenegaraan akan berlangsung pada 23 Juli di Cap-Haitien, sebuah kota bersejarah di utara Haiti. Kota tersebut kini dalam ancaman kekacauan sejak Moise terbunuh.

Martine Moise dirawat di sebuah rumah sakit di Miami, Florida selama 10 hari lamanya. Ia langsung dilarikan ke rumah sakit setelah suaminya ditembak mati di rumah mereka pada 7 Juli dini hari lalu.

ADVERTISEMENT

Sehari sebelum Martine Moise kembali ke Haiti, sekitar 40 orang berkumpul di luar rumah sakit Miami untuk menunjukkan dukungan mereka.

Sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan mengenakan pakaian berwarna biru, salah satu warna bendera negara Haiti. Mereka membawa spanduk dengan slogan-slogan seperti "Kesembuhan untuk Haiti."

"Kami akan berdoa atas nama Ibu Negara kami dan rakyat Haiti," kata salah satu dari mereka, Regina Martin Archat.

Pembunuhan Presiden Masih Diselidiki

Sehari sebelum kembalinya Martine Moise, Joseph berjanji akan menegakkan keadilan atas pembunuhan sang presiden Haiti.

Pada konferensi pers Jumat (16/7) lalu, Kepala polisi Haiti, Leon Charles mengatakan pihak berwenang Haiti bekerja sama dengan badan-badan internasional yang mengkhususkan diri dalam penyelidikan peradilan, seperti FBI (Biro Investigasi Federal AS), Interpol dan badan-badan lain yang ada di lapangan untuk menganalisis semua bukti untuk melacak dalang pembunuhan tersebut.

Diketahui Moise dibunuh oleh sekelompok pembunuh yang sebagian besar terdiri dari tentara bayaran Kolombia. Hingga kini, banyak detail seputar serangan masih menjadi misteri.

Simak juga 'Pejabat Tinggi Terlibat Pembunuhan Presiden Haiti Mulai Terkuak':

[Gambas:Video 20detik]



Menurut Kepala polisi Kolombia Jorge Vargas, seorang mantan pejabat di unit antikorupsi Kementerian Kehakiman Haiti, Joseph Felix Badio ada di balik insiden tersebut. Badio disebut memberi dua tentara bayaran Kolombia perintah untuk membunuh presiden. Namun belum diketahui jelas apakah Badio mendapat perintah dari orang lain atau tidak.

"Pasukan komando sebelumnya telah diberitahu bahwa misi mereka adalah untuk menangkap presiden," kata Vargas, yang negaranya sedang melakukan penyelidikan sendiri atas serangan tersebut.

Mantan tentara Kolombia, Duberney Capador dan German Rivera, telah dikontrak untuk mengatur kedatangan tentara bayaran di Haiti, yang konon untuk menyediakan layanan keamanan.

Sekitar tiga hari sebelum operasi "Joseph Felix Badio...mengatakan kepada Capador dan Rivera bahwa mereka harus membunuh presiden Haiti," kata Vargas.

Kini Badio dan mantan senator oposisi Joel John Joseph masih diburu oleh polisi Haiti. Keduanya dinyatakan buron.

Hingga saat ini, lebih dari 20 orang ditangkap sehubungan dengan kasus pembunuhan Presiden Haiti.

Sementara itu, pihak kepolisian Haiti menuduh seorang dokter berusia 63 tahun yang memiliki ikatan kuat dengan Florida, Christian Emmanuel Sanon, sebagai dalang pembunuhan dan memiliki "tujuan politik".

Joseph mengatakan 24 petugas polisi yang terkait dengan detail keamanan Moise diperintahkan melapor untuk diinterogasi.

Halaman 2 dari 2
(izt/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads