Otoritas Bangladesh mulai melakukan vaksinasi virus Corona (COVID-19) terhadap para pengungsi Rohingya yang kabur dari Myanmar dan kini tinggal di kamp-kamp pengungsian di perbatasan negara itu.
Seperti dilansir AFP, Jumat (16/7/2021), dengan jumlah kasus Corona meningkat, komisioner pengungsi Shah Rezwan Hayat menyatakan sekitar 48.000 pengungsi Rohingya yang berusia di atas 55 tahun akan mulai menerima suntikan vaksin Corona pada bulan depan, dengan bantuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Kami menargetkan mereka yang berusia 55 tahun karena kekurangan vaksin," tutur Hayat kepada AFP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semoga kami bisa memberikan vaksin kepada semua orang secara bertahap jika tidak ada kekurangan," imbuhnya.
Bangladesh mengalami lonjakan kasus Corona dalam beberapa pekan terakhir. Saat ini, Bangladesh mencatat lebih dari 1 juta kasus Corona, dengan lebih dari 17.000 kematian. Para pakar setempat memperkirakan jumlah korban sebenarnya mencapai empat hingga lima kali lipat lebih tinggi dari data pemerintah.
Lonjakan kasus Corona juga terdeteksi di kamp-kamp Rohingya yang ada di perbatasan Myanmar, yang ditinggali sekitar 850.000 pengungsi Rohingya.
Sebagian besar pengungsi yang tinggal di sana merupakan warga Rohingya yang melarikan diri dari operasi militer Myanmar tahun 2017, yang oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) bisa menjadi mengarah ke genosida.
Setidaknya lima kamp pengungsi Rohingya di-lockdown dengan pergerakan para relawan kemanusiaan dan pengunjung sangat dibatasi.
Lebih dari 2.100 pengungsi Rohingya dilaporkan terinfeksi Corona, dengan sedikitnya 24 orang meninggal dunia.
Menanggapi rencana vaksinasi Corona, para pengungsi Rohingya menyambut baik. Namun mereka juga mengharapkan agar program vaksinasi bisa mencakup lebih banyak orang.
"Kamp-kamp itu padat penduduk. Jadi semua orang berisiko terinfeksi," ucap salah satu pengungsi di kamp Lambasia, Mohammad Rafiq.