Turki Temukan Kuburan Massal di Suriah, Tuduh Milisi Kurdi Dalangnya

Turki Temukan Kuburan Massal di Suriah, Tuduh Milisi Kurdi Dalangnya

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 16 Jul 2021 11:47 WIB
In this image provided by Hawar News Agency, ANHA,  a line of U.S. military vehicles travel down a main road in northeast Syria, Monday, Oct. 7, 2019. U.S.-backed Kurdish-led forces in Syria said American troops began withdrawing Monday from their positions along Turkeys border in northeastern Syria, ahead of an anticipated Turkish invasion that the Kurds say will overturn five years of achievements in the battle against the Islamic State group. (ANHA via AP)
Ilustrasi -- Perbatasan Turki-Suriah (dok. ANHA via AP)
Ankara -

Otoritas Turki mengklaim telah menemukan kuburan massal yang berisi puluhan jenazah di wilayah Suriah yang dikuasainya. Turki menuduh milisi Kurdi di Suriah yang didukung Amerika Serikat (AS) sebagai dalang atas pembunuhan tersebut.

Seperti dilansir AFP, Jumat (16/7/2021), klaim Turki itu dibantah oleh otoritas setempat di wilayah Afrin dan sebuah kelompok HAM Suriah, yang menyatakan bahwa kuburan itu merupakan pemakaman tidak resmi dan bukan kuburan massal.

Turki dan proxy-nya di Suriah telah menguasai wilayah di dalam wilayah Suriah sejak tahun 2016 dalam operasi militer melawan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dan milisi Kurdi YPG. Pada Maret 2018, mereka merebut kota Afrin setelah memukul mundur pasukan Kurdi Suriah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Kamis (15/7) waktu setempat, Gubernur Provinsi Hatay di perbatasan Suriah, Rahmi Dogan, menuturkan kepada wartawan bahwa kuburan massal ditemukan dengan 61 jenazah di daerah Afrin.

"Ini merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan," ucap Dogan sembari menyalahkan milisi Kursi YPG.

ADVERTISEMENT

"Saya pikir jumlah jenazah yang ditemukan akan bertambah," imbuhnya.

Gambar-gambar yang ditayangkan televisi Turki menunjukkan para petugas yang memakai pakaian hazmat dikelilingi oleh apa yang disebut sebagai kantong berisi jenazah.

Dogan menyatakan bahwa otoritas Turki meyakini para korban tewas merupakan warga sipil yang dieksekusi mati oleh milisi Kurdi YPG beberapa hari sebelum Turki meluncurkan operasi Olive Branch tahun 2018 untuk merebut Afrin.

Namun dalam pernyataan terpisah, otoritas Afrin sendiri menuturkan kepada wartawan, termasuk seorang koresponden AFP, bahwa itu merupakan pemakaman tidak resmi dan bukan kuburan massal.

Ditegaskan bahwa pemakaman itu dibangun oleh Pasukan Demokratik Suriah, militer de-facto otoritas Kurdi di Suriah.

Juru bicara kelompok HAM Kurdi yang memantau situasi di Afrin, Ibrahim Shaykho, menyatakan bahwa pemakaman tidak resmi itu dibangun beberapa hari sebelum Turki menginvasi Afrin.

Disebutkan Shaykho bahwa pemakaman itu berisi jenazah para petempur dan warga sipil yang tewas dalam operasi Turki dan mereka yang tidak bisa dibawa keluar Afrin karena ada pengepungan oleh Turki dan sekutu Suriah-nya.

Turki menuduh milisi YPG -- yang didukung militer negara Barat dalam melawan ISIS -- sebagai cabang 'teroris' dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang. PKK yang masuk daftar hitam Turki dan sekutu Barat-nya, telah melancarkan pemberontakan melawan Turki sejak tahun 1984 dalam konflik yang menewaskan lebih dari 40.000 orang.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads