Pemerintah Iran menuduh Amerika Serikat "ikut campur" dalam urusan internal Kuba, setelah aksi demo yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah tersebut.
Kuba telah berada di bawah sanksi AS selama beberapa dekade.
Aksi-aksi protes meletus secara spontan di beberapa kota pada hari Minggu (11/7) di saat Kuba mengalami krisis ekonomi terburuk dalam 30 tahun, dengan kekurangan listrik, makanan dan obat-obatan.
"Sementara Amerika Serikat terutama bertanggung jawab atas berbagai masalah rakyat Kuba, sekarang Amerika Serikat mendukung protes Kuba," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh dalam sebuah pernyataan seperti diberitakan kantor berita AFP, Rabu (14/7/2021).
Dia menuduh Washington "berusaha ikut campur dalam urusan dalam negeri negara itu". Dia mengatakan Teheran, juga di bawah hukuman sanksi AS, "menyatakan solidaritas dengan rakyat dan pemerintah Kuba".
Menurut para pengamat dan aktivis, satu orang tewas dan lebih dari 100 orang lainnya, termasuk jurnalis independen dan pembangkang ditangkap selama aksi demo, dengan beberapa masih ditahan pada Selasa (13/7) waktu setempat.
Pemerintah Kuba, yang berada di bawah sanksi AS sejak 1962, telah menyalahkan aksi demo itu pada Washington yang terus melakukan "kebijakan pencekikan ekonomi untuk memprovokasi kerusuhan sosial".
Sejak revolusi Islam menggulingkan Shah yang didukung AS pada 1979, Iran dan Kuba secara rutin saling memberikan dukungan diplomatik. Iran telah mengutuk embargo AS terhadap Kuba dan Havana mendukung hak Teheran atas tenaga nuklir sipil.
(ita/ita)