Korea Utara Tolak Pasokan 2 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca, Kenapa?

Korea Utara Tolak Pasokan 2 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca, Kenapa?

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 10 Jul 2021 11:56 WIB
ROME, ITALY - MARCH 05: A healthcare worker of the Italian Army prepares doses of the AstraZeneca COVID-19 vaccine, as part of COVID-19 vaccinations plan for the military personnel, on March 5, 2021 in Rome, Italy. The Italian government blocked the shipment of 250,000 doses of the Oxford/AstraZeneca vaccine developed by the Anglo-Swedish group and produced in a factory near Rome. This is the first time that a European country has applied new rules to control vaccine exports, adopted in January. (Photo by Antonio Masiello/Getty Images)
Ilustrasi (dok. Getty Images/Antonio Masiello)
Pyongyang -

Korea Utara (Korut) dilaporkan menolak rencana pengiriman vaksin virus Corona (COVID-19) buatan AstraZeneca. Pengiriman itu diatur di bawah program berbagi vaksin global, COVAX, yang didukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Seperti dilansir Reuters, Sabtu (10/7/2021), pihak COVAX sebelumnya menuturkan akan mengirimkan nyaris 2 juta dosis vaksin AstraZeneca kepada Korut. Pengiriman pertama direncanakan pada akhir Mei lalu, namun tertunda di tengah konsultasi yang berlarut-larut.

Korut sama sekali tidak melaporkan kasus Corona di wilayahnya hingga kini, yang dipertanyakan banyak pihak termasuk oleh Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS). Namun negara tertutup itu diketahui menerapkan langkah anti-virus yang ketat, termasuk menutup perbatasan dan membatasi perjalanan domestik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan Institut Strategi Keamanan Nasional (INSS), yang berafiliasi dengan badan intelijen Korsel, menyebut bahwa Korut kini tengah mencari opsi vaksin Corona lainnya.

Direktur penelitian strategis di Semenanjung Korea pada INSS, Lee Sang-Keun, menyatakan bahwa otoritas Korut menolak vaksin AstraZeneca karena mengkhawatirkan efek sampingnya. Terutama usai berbagai laporan kasus pembekuan darah serius tapi langka terjadi di antara orang-orang yang menerima vaksin AstraZeneca di beberapa negara.

ADVERTISEMENT

Laporan INSS juga menyebut bahwa Korut tidak tertarik pada vaksin buatan China karena khawatir tidak begitu efektif, namun menunjukkan ketertarikan terhadap vaksin Corona buatan Rusia dan mengharapkan menerima sumbangan vaksin secara gratis.

"Negara ini condong pada vaksin Rusia, namun belum ada pengaturan yang dibuat," sebut Lee kepada Reuters, dengan mengutip sejumlah sumber.

Lihat juga Video: Kim Jong-un Ziarah Rayakan Ulang Tahun Pendiri Negara Korut

[Gambas:Video 20detik]




Pada Rabu (7/7) waktu setempat, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menuturkan bahwa otoritas Rusia telah menawarkan vaksin Corona buatannya kepada Korut dalam beberapa kesempatan.

Disebutkan juga oleh INSS bahwa meskipun Korut memperbolehkan para diplomatnya di luar negeri untuk menerima suntikan vaksin Corona sejak akhir Maret lalu, rezim komunis ini tidak berupaya mengamankan pasokan vaksin untuk penggunaan dalam negeri.

Sementara itu, saat ditanya soal penolakan Korut, Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) -- salah satu organisasi pencetus COVAX -- menyatakan agar pertanyaan spesifik soal preferensi dan kebijakan Korut ditanyakan kepada pemerintah di Pyongyang.

"Kami terus bekerja dengan otoritas DPRK (nama resmi Korut-red), seperti kami bekerja dengan semua negara yang kami layani, untuk membantu merespons pandemi COVID-19," tegas juru bicara GAVI dalam pernyataannya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads