Singapura Selidiki Kasus Anak 16 Tahun Alami Serangan Jantung Usai Vaksin

Singapura Selidiki Kasus Anak 16 Tahun Alami Serangan Jantung Usai Vaksin

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 06 Jul 2021 10:42 WIB
A health care professional prepares a Pfizer-BioNTech COVID-19 vaccine at Sheba Tel Hashomer Hospital in Ramat Gan, Israel, Tuesday, Jan. 12, 2021. Israel has struck a deal with Pfizer, promising to share vast troves of medical data with the drugmaker in exchange for the continued flow of its COVID-19 vaccine. Critics say the deal is raising major ethical concerns, including possible privacy violations and a deepening of the global divide between wealthy countries and poorer populations, including Palestinians in the occupied West Bank and Gaza, who face long waits to be inoculated. (AP Photo/Oded Balilty)
Foto: AP/Oded Balilty
Jakarta -

Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) menyatakan sedang menyelidiki kasus seorang anak laki-laki berusia 16 tahun yang menderita serangan jantung, enam hari setelah menerima dosis pertama vaksinasi COVID-19.

MOH mengatakan telah diberitahu tentang kejadian tersebut oleh Rumah Sakit Khoo Teck Puat (KTPH) pada 3 Juli lalu.

Seperti diberitakan media Channel News Asia, Selasa (6/7/2021), bocah itu dirawat di rumah sakit hari itu setelah dia pingsan di rumah di pagi hari, usai latihan angkat besi di gym.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia kemudian dipindahkan ke National University Hospital (NUH), di mana dia berada dalam kondisi kritis di unit perawatan intensif.

MOH mengatakan remaja tersebut menerima dosis pertama vaksin Pfizer-BioNTech/Comirnaty pada 27 Juni. Saat itu, oleh petugas kesehatan terlatih, dia dinilai cocok untuk vaksinasi, dan telah diamati di tempat selama sekitar 30 menit setelah vaksinasi, dan baik-baik saja.

ADVERTISEMENT

Dia juga sehat selama lima hari berikutnya setelah vaksinasi.

"Sebelum pingsan pada 3 Juli, dia melakukan angkat besi di gym. MOH memahami bahwa dia berlatih dengan beban yang sangat berat yang berada di atas bobot tubuhnya," kata kementerian itu.

Lihat Video: Singapura Bersiap Hidup Normal, Samakan COVID-19 dengan Flu Biasa

[Gambas:Video 20detik]



"Kami berhubungan dengan tim medis di NUH yang memberikan perawatan medis yang dekat untuk pasien. Diagnosis awal kondisinya adalah serangan jantung di luar rumah sakit. Tes klinis dan laboratorium sedang berlangsung untuk memahami penyebab yang mendasarinya," tambahnya.

"Kami juga akan bekerja dengan tim medis di NUH untuk menentukan apakah ini mungkin terkait dengan vaksinasi COVID-19-nya. Ini akan mencakup pertimbangan menyeluruh apakah ada miokarditis parah akut, yang merupakan peradangan parah pada otot jantung yang mempengaruhi fungsi jantung, sebagai diagnosis yang mungkin," imbuh MOH

Komite ahli vaksinasi COVID-19 akan memantau hasil investigasi.

Hindari Aktivitas Fisik yang Berat Seminggu Setelah Vaksinasi

Dalam pernyataan terpisah, komite ahli vaksinasi COVID-19 mengatakan orang yang telah divaksinasi, terutama remaja dan pria di bawah usia 30 tahun, harus menghindari olahraga atau aktivitas fisik yang berat selama seminggu setelah pemberian dosis pertama dan kedua.

Ini adalah pembaruan dari nasihat sebelumnya untuk menghindari aktivitas fisik yang berat selama seminggu setelah dosis kedua. Komite ahli menyatakan, saran baru ini dibuat mengingat "data yang muncul tentang risiko kecil miokarditis dan perikarditis" yang diamati setelah vaksinasi dengan vaksin mRNA.

Ditambahkan bahwa orang-orang yang divaksinasi juga harus menghubungi dokter segera jika mereka mengalami nyeri dada, sesak napas atau detak jantung tidak normal.

Komite tersebut menambahkan bahwa mereka yang didiagnosis menderita miokarditis setelah menerima vaksin mRNA COVID-19 tidak boleh menerima dosis vaksin berikutnya.

"Sementara kebanyakan orang dengan miokarditis terkait vaksin yang diamati secara lokal dan internasional memiliki gejala ringan dan sembuh dengan lancar, ada kemungkinan kondisi tersebut dapat diperburuk oleh faktor atau aktivitas berat yang dapat mempengaruhi jantung," kata komite ahli tersebut.

Ditambahkan bahwa setelah "pembahasan ekstensif", komite ahli mengatakan pihaknya terus merekomendasikan vaksin mRNA COVID-19 untuk semua individu yang memenuhi syarat, termasuk remaja dan pria yang lebih muda.

Komite ahli menegaskan, manfaat perlindungan dari vaksin mRNA COVID-19 terus lebih besar daripada risiko vaksinasi, dan vaksinasi harus terus dilakukan secara sukarela.

Halaman 3 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads