Otoritas Jerman sedang dipusingkan dengan meningkatnya jumlah warga yang tak hadir pada vaksinasi Corona dosis kedua. Usulan denda pun mengemuka karena Jerman tengah dilanda lonjakan kasus akibat varian Delta.
Dilansir Reuters, kepala Palang Merah Berlin, Mario Czaja, mengatakan 5-10% warga Jerman tidak hadir di lokasi vaksinasi Corona untuk penyuntikan dosis kedua. Padahal, pemberitahuan mengenai jadwal vaksinasi sudah disosialisasikan secara masif.
Pemerintah Jerman menargetkan 15 ribu vaksinasi per hari. Namun, karena banyaknya warga Jerman yang tidak hadir membuat otoritas setempat ketar-ketir akan ancaman varian Delta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami masih belum keluar dari masalah dan kami tidak boleh lalai," kata Czaja.
Akibatnya, banyak vaksin yang sudah disediakan, harus disimpan kembali ke dalam lemari es.
Direktur Medis Pusat Vaksinasi Jerman Christian Fuellers kepada televisi ARD di North Rhine-Westphalia mengatakan alasan sebagian warga Jerman melewatkan dosis kedua vaksinasi karena sedang pergi berlibur. Beberapa di antaranya ada yang merasa dosis kedua tidak perlu karena sebagian besar keluarganya sudah divaksin.
Muda-mudi, terang Fuellers, banyak yang berfikir mendapatkan satu dosis vaksin saja sudah cukup. Padahal varian Delta yang lebih menular menyebabkan hampir setengah dari total kasus Corona di Jerman.
Kanselir Jerman Angela Merkel ingin negaranya mencapai tingkat vaksinasi hingga 80%. Kenyataannya, baru 39% warga Jerman yang telah memperoleh 2 dosis vaksinasi Corona, sementara hanya 56,5% yang mendapatkan 1 dosis.
Czaja telah menyarankan denda antara 25-30 euro bagi mereka yang tidak hadir vaksinasi. Namun, usulan ini belum mendapat lampu hijau dari otoritas setempat.
"Daripada memikirkan hukuman, kita harus memikirkan apa yang bisa kita lakukan untuk mempertahankan vaksinasi," kata Presiden Asosiasi Distrik Jerman, Reinhard Sager, kepada Die Welt.
Lihat juga Video: Mulai 7 Juni, Jerman Buka Layanan Vaksinasi Corona untuk Umum