100 Tahun Partai Komunis, Presiden China Janji Reunifikasi dengan Taiwan

100 Tahun Partai Komunis, Presiden China Janji Reunifikasi dengan Taiwan

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 01 Jul 2021 13:29 WIB
In this photo released by Chinas Xinhua News Agency, Chinese President Xi Jinping speaks during an event to commemorate the 40th anniversary of the establishment of the Shenzhen Special Economic Zone in Shenzhen in southern Chinas Guangdong Province, Wednesday, Oct. 14, 2020. President Xi Jinping promised Wednesday new steps to back development of Chinas biggest tech center, Shenzhen, amid a feud with Washington that has disrupted access to U.S. technology and is fueling ambitions to create Chinese providers. (Zhang Ling/Xinhua via AP)
Xi Jinping (dok. Zhang Ling/Xinhua via AP)
Beijing -

Presiden China, Xi Jinping, berjanji untuk menyelesaikan 'reunifikasi' dengan Taiwan dalam pidatonya saat peringatan 100 tahun Partai Komunis yang berkuasa. Presiden Xi juga bersumpah untuk 'menghancurkan' setiap upaya menyatakan kemerdekaan secara resmi di pulau yang memiliki pemerintahan sendiri tersebut.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (1/7/2021), China menganggap Taiwan yang memiliki pemerintahan demokratis sebagai bagian wilayahnya. Di bawah kepemimpinan Presiden Xi, China meningkatkan upaya-upaya untuk menegaskan klaim kedaulatannya atas Taiwan, termasuk dengan mengerahkan jet-jet tempur dan pesawat pengebom ke dekat pulau tersebut.

"Menjawab masalah Taiwan dan mewujudkan reunifikasi sepenuhnya dengan Tanah Air menjadi tugas historis yang tak tergoyahkan bagi Partai Komunis China dan aspirasi bersama seluruh rakyat China," tegas Presiden Xi dalam pidatonya di Alun-alun Tiananmen, Beijing, pada Kamis (1/7) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua putra dan putri China, termasuk rekan-rekan senegara dari kedua sisi Selat Taiwan, harus bekerja bersama dan bergerak maju dalam solidaritas, dengan tegas menghancurkan setiap plot 'kemerdekaan Taiwan," cetusnya.

Sementara China tidak pernah mengesampingkan potensi menggunakan kekerasan untuk menguasai Taiwan kembali, Presiden Xi menyerukan proses 'reunifikasi secara damai' dalam pidatonya.

ADVERTISEMENT

Namun dia tetap melontarkan peringatan tegas bahwa tidak ada yang boleh 'meremehkan tekad kuat, kemauan keras dan kemampuan tangguh rakyat China untuk membela kedaulatan nasional dan integritas wilayah'.

Dewan Urusan Daratan Utama Taiwan menuturkan kepada Reuters bahwa pihaknya masih menyusun respons atas pernyataan Presiden China tersebut.

Pemerintah Republik China melarikan diri ke Taiwan tahun 1949 setelah kalah dalam perang sipil dengan Partai Komunis yang kala itu dipimpin Mao Zedong.

Kebanyakan warga Taiwan menunjukkan ketidakinginan untuk dikuasai China. Pemerintah Taiwan sebelumnya menyatakan bahwa hanya penduduk pulau itu yang bisa memutuskan masa depan mereka, dan mengecam tekanan dari China.

China meyakini bahwa Presiden Taiwan, Tsai Ing-Wen, merupakan separatis yang bertekad mendeklarasikan kemerdekaan. Dalam pernyataannya, Presiden Tsai menegaskan bahwa Taiwan sudah menjadi negara merdeka dengan nama resmi Republik China.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads