Perdana Menteri (PM) IrakMustafa al-Kadhemi pada hari Senin (28/6) mengutuk serangan udara Amerika Serikat di wilayahnya terhadap kelompok-kelompok bersenjata yang didukung Iran, yang menurut sebuah pemantau menewaskan sedikitnya tujuh petempur.
"Kami mengutuk serangan udara AS yang menargetkan sebuah lokasi tadi malam di perbatasan Irak-Suriah, yang merupakan pelanggaran terang-terangan dan tidak dapat diterima terhadap kedaulatan Irak dan keamanan nasional Irak," demikian pernyataan dari kantor PM Irak seperti diberitakan kantor berita AFP, Senin (28/6/2021).
Sebelumnya, militer AS menyatakan pihaknya menargetkan fasilitas operasional dan penyimpanan senjata di dua lokasi di wilayah Suriah dan satu lokasi di wilayah Irak. Gempuran AS ini membalas serangan drone yang dilancarkan para milisi pro-Iran terhadap personel dan fasilitas AS di Irak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan otoritas AS pada Minggu (27/6) waktu setempat, bahwa serangan udara itu dilakukan atas arahan Presiden Joe Biden, yang menjadi momen kedua kali sejak dia menjabat lima bulan lalu saat dia memerintahkan serangan balasan terhadap milisi yang didukung Iran.
Tidak disebutkan lebih lanjut oleh militer AS soal korban luka atau korban tewas akibat serangan udara itu. Otoritas terkait menyatakan bahwa penaksiran sedang berlangsung.
"Seperti yang ditunjukkan oleh serangan malam ini, Presiden Biden sudah memperjelas bahwa dia akan bertindak untuk melindungi personel AS," demikian pernyataan Pentagon atau Departemen Pertahanan AS.
Baca juga: Suriah Tembak Jatuh Serangan Rudal Israel |
Serangan udara ini dilancarkan saat pemerintahan Biden berupaya membangkitkan kesepakatan nuklir Iran tahun 2015. Keputusan melancarkan serangan balasan ini menunjukkan bagaimana Biden bertujuan untuk memilah-milah serangan defensif seperti itu, sambil secara bersamaan melibatkan Iran dalam proses diplomasi.