Mencak-mencak PM Kanada Buntut China Soroti Temuan Jasad Anak

Round-Up

Mencak-mencak PM Kanada Buntut China Soroti Temuan Jasad Anak

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 23 Jun 2021 22:41 WIB
Prime Minister Justin Trudeau holds a news conference in Ottawa on Wednesday, Jan. 8, 2020. (Sean Kilpatrick/The Canadian Press via AP)
PM Kanada Justin Trudeau (Foto: Sean Kilpatrick/The Canadian Press via AP)
Jakarta -

Perdana Menteri atau PM Kanada Justin Trudeau marah kepada China dan sekutu. PM Kanada itu mencak-mencak lantaran China menyerukan penyelidikan terhadap temuan ratusan jasad anak-anak pribumi di sebuah bekas sekolah asrama di Kanada.

Penemuan 215 Jasad Anak

Seperti dilansir Reuters, Rabu (23/6/2021), jasad 215 anak pribumi ditemukan di area bekas Kamloops Indian Residential School di British Columbia beberapa waktu lalu. Jasad anak yang paling muda berusia 3 tahun. Sekolah asrama itu telah ditutup sejak tahun 1978 silam.

Dilansir BBC Indonesia, penemuan jasad anak itu memicu kemarahan. Sejumlah orang di Kanada melakukan protes dengan meletakkan sepatu anak-anak di sebuah tugu peringatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PM Kanada Justin Trudeau berjanji membantu, tetapi hanya memberikan sedikit rincian. Trudaeu turut merasakan duka atas jasad anak-anak itu.

"Sebagai seorang ayah, saya tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya jika anak-anak saya diambil dari saya," kata Trudeau kepada wartawan.

ADVERTISEMENT

"Dan sebagai perdana menteri, saya terkejut dengan kebijakan memalukan yang mengambil paksa anak-anak masyarakat asli dari komunitasnya," katanya.

China Serukan Penyelidikan

Penemuan ratusan jasad anak itu mendapat respons dari China dan sekutu. Mereka menyerukan dilakukan penyelidikan secara menyeluruh.

"Kami menyerukan penyelidikan menyeluruh dan tidak memihak atas semua kasus di mana kejahatan dilakukan terhadap masyarakat adat, khususnya anak-anak, untuk membawa pihak-pihak yang bertanggung jawab ke pengadilan, dan menawarkan remedi penuh untuk para korban," ucap pejabat senior pada misi diplomatik China untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Jenewa, Jiang Duan, kepada Dewan Hak Asasi Manusia (HAM).

Pernyataan itu dibacakan Jiang mewakili beberapa negara lainnya seperti Rusia, Belarus, Iran, Korea Utara, Suriah dan Venezuela, yang semua dikritik oleh negara-negara Barat karena pelanggaran HAM yang terjadi di wilayah mereka.

Kanada yang terlibat pertikaian perdagangan dan diplomatik dengan China, kemudian menyampaikan pernyataan gabungan mewakili lebih dari 40 negara yang menyerukan akses ke wilayah Xinjiang di China untuk menyelidiki dugaan penahanan massal warga etnis minoritas Uighur oleh pemerintah.

Trudeau dalam pernyataannya mengecam apa yang disebutnya sebagai 'penganiayaan dan pelanggaran HAM sistemis' di Xinjiang.

Simak respons PM Kanada yang marah kepada China atas seruan penyelidikan itu.

Saksikan juga 'Penembakan di Toronto Kanada, 3 Anak dan Seorang Pria Terluka':

[Gambas:Video 20detik]



PM Kanada Marah

Terkait kasus temuan jasad anak pribumi, Trudeau menegaskan bahwa komisi kebenaran dan rekonsiliasi Kanada telah bekerja dari tahun 2008-2015 untuk menangani penganiayaan masyarakat adat. Trudeau berbalik menyerang China.

"Di mana komisi kebenaran dan rekonsiliasi China? Di mana kebenaran mereka? Di mana keterbukaan yang selalu ditunjukkan Kanada dan tanggung jawab yang diambil Kanada atas kesalahan mengerikan di masa lalu?" tanya Trudeau.

"China bahkan tidak mengakui bahwa ada masalah ... itulah mengapa warga Kanada dan orang-orang dari seluruh dunia mengangkat suara untuk orang-orang seperti Uighur," tegasnya kepada wartawan di Ottawa.

Sistem sekolah asrama yang berlaku di Kanada di masa lalu diketahui memicu pemisahan paksa antara anak-anak pribumi dengan keluarga mereka. Hal itu disebut mengarah pada 'genosida budaya' oleh komisi kebenaran dan rekonsiliasi Kanada dalam laporannya tahun 2015 lalu.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads