China Serukan Penyelidikan Temuan Jasad 215 Anak di Kanada, Trudeau Marah

China Serukan Penyelidikan Temuan Jasad 215 Anak di Kanada, Trudeau Marah

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 23 Jun 2021 12:59 WIB
Canadian Prime Minister Justin Trudeau speaks during a debate about the discovery of remains of 215 children at the site of the Kamloops Indian Residential School, in the House of Commons, in Ottawa, Ontario, Tuesday, June 1, 2021. (Adrian Wyld/The Canadian Press via AP)
Justin Trudeau (dok. Adrian Wyld/The Canadian Press via AP)
Ottawa -

China dan sekutu-sekutunya menyerukan dilakukannya penyelidikan terhadap temuan ratusan jasad anak-anak pribumi di sebuah bekas sekolah asrama di Kanada. Seruan itu menuai respons kemarahan dari Perdana Menteri (PM) Kanada, Justin Trudeau.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (23/6/2021), jasad 215 anak pribumi, dengan yang paling muda berusia 3 tahun, ditemukan di area bekas Kamloops Indian Residential School di British Columbia beberapa waktu lalu. Sekolah asrama itu telah ditutup sejak tahun 1978 silam.

"Kami menyerukan penyelidikan menyeluruh dan tidak memihak atas semua kasus di mana kejahatan dilakukan terhadap masyarakat adat, khususnya anak-anak, untuk membawa pihak-pihak yang bertanggung jawab ke pengadilan, dan menawarkan remedi penuh untuk para korban," ucap pejabat senior pada misi diplomatik China untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Jenewa, Jiang Duan, kepada Dewan Hak Asasi Manusia (HAM).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan itu dibacakan Jiang mewakili beberapa negara lainnya seperti Rusia, Belarus, Iran, Korea Utara, Suriah dan Venezuela, yang semua dikritik oleh negara-negara Barat karena pelanggaran HAM yang terjadi di wilayah mereka.

Kanada yang terlibat pertikaian perdagangan dan diplomatik dengan China, kemudian menyampaikan pernyataan gabungan mewakili lebih dari 40 negara yang menyerukan akses ke wilayah Xinjiang di China untuk menyelidiki dugaan penahanan massal warga etnis minoritas Uighur oleh pemerintah.

ADVERTISEMENT

Trudeau dalam pernyataannya mengecam apa yang disebutnya sebagai 'penganiayaan dan pelanggaran HAM sistemis' di Xinjiang.

Terkait kasus temuan jasad anak pribumi, Trudeau menegaskan bahwa komisi kebenaran dan rekonsiliasi Kanada telah bekerja dari tahun 2008-2015 untuk menangani penganiayaan masyarakat adat.

"Di mana komisi kebenaran dan rekonsiliasi China? Di mana kebenaran mereka? Di mana keterbukaan yang selalu ditunjukkan Kanada dan tanggung jawab yang diambil Kanada atas kesalahan mengerikan di masa lalu?" tanya Trudeau.

"China bahkan tidak mengakui bahwa ada masalah ... itulah mengapa warga Kanada dan orang-orang dari seluruh dunia mengangkat suara untuk orang-orang seperti Uighur," tegasnya kepada wartawan di Ottawa.

Sistem sekolah asrama yang berlaku di Kanada di masa lalu diketahui memicu pemisahan paksa antara anak-anak pribumi dengan keluarga mereka. Hal itu disebut mengarah pada 'genosida budaya' oleh komisi kebenaran dan rekonsiliasi Kanada dalam laporannya tahun 2015 lalu.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads