Polisi Hong Kong menangkap pemimpin redaksi dan empat eksekutif surat kabar pro-demokrasi Apple Daily pada hari Kamis (17/6). Penangkapan para petinggi media yang dikenal blak-blakan itu dilakukan saat polisi menggerebek ruang redaksi Apple Daily untuk kedua kalinya.
Surat kabar itu dan pemiliknya yang dipenjara, Jimmy Lai telah lama menjadi duri di pihak Beijing dengan dukungan untuk gerakan pro-demokrasi di Hong Kong dan kritik pedas terhadap para pemimpin China.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis (17/6/2021), lebih dari 500 petugas polisi melakukan operasi penggerebekan, yang menurut pihak berwenang dipicu oleh artikel-artikel yang diterbitkan Apple Daily yang "menuntut sanksi" terhadap para pemimpin Hong Kong dan China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini adalah pertama kalinya konten liputan media memicu penangkapan di bawah undang-undang baru keamanan nasional China.
Dalam sebuah pesan kepada pembaca, Apple Daily memperingatkan bahwa kebebasan pers Hong Kong "digantung seutas benang" tetapi surat kabar itu berjanji untuk "berdiri tegak".
Polisi mengatakan lima eksekutif media itu ditangkap karena berkolusi dengan negara asing atau elemen eksternal "untuk membahayakan keamanan nasional".
"Mereka memiliki tanggung jawab keseluruhan atas konten, gaya, dan prinsip pelaporan berita," kata senior superintendent kepolisian, Steve Li kepada wartawan.
Pihak berwenang juga menyita aset Apple Daily senilai HK$ 18 juta (US$ 2,3 juta), pertama kalinya perintah penyitaan undang-undang keamanan nasional dibuat secara langsung terhadap perusahaan media Hong Kong, bukan terhadap individu.
Lebih dari 100 orang telah ditangkap di bawah UU baru tersebut. Kebanyakan dari mereka yang ditangkap adalah para aktivis demokrasi paling terkenal di Hong Kong. Para aktivis lainnya telah melarikan diri ke luar negeri.
(ita/ita)