Putin Kecam AS Soal HAM Usai Pertemuan dengan Biden

Putin Kecam AS Soal HAM Usai Pertemuan dengan Biden

Rita Uli Hutapea - detikNews
Kamis, 17 Jun 2021 13:47 WIB
Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin saling bertemu dan disambut Presiden Swiss, Guy Parmelin. Sebelum melakukan pertemuan kecil secara tertutup, Bidan dan Putin menyempatkan diri berjabat tangan.
momen pertemuan Biden dan Putin (Foto: Tangkapan Layar Associated Press)
Jakarta -

Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam Amerika Serikat tentang kontrol senjata, hak asasi manusia (HAM) dan serangan siber setelah pembicaraan "konstruktif" dengan Presiden AS Joe Biden.

"Mengenai penilaian umum, saya yakin tidak ada permusuhan sama sekali," kata pemimpin Rusia itu dalam konferensi persnya usai pertemuan dengan Biden, seraya menambahkan bahwa pertemuan dengan Biden berlangsung "terbuka" dan "tanpa tekanan dari pihak satu sama lain."

Seperti dilansir Xinhua dan The Star, Kamis (17/6/2021), Putin mengatakan bahwa kedua belah pihak "berbeda dalam banyak hal tetapi menunjukkan kesediaan untuk saling memahami dan mencari cara untuk mendekatkan posisi." Dikatakannya, tatap muka penting, yang diadakan di Villa La Grange abad ke-18 di Jenewa tersebut "cukup konstruktif."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua belah pihak setuju untuk mengizinkan duta besar mereka kembali ke Moskow dan Washington, dan untuk meluncurkan dialog stabilitas strategis untuk pengendalian senjata di masa depan dan langkah-langkah pengurangan risiko. Namun, Putin juga membantah kritik terhadap Rusia pada isu-isu seperti prediktabilitas kebijakan, hak asasi manusia dan keamanan siber.

"Barat percaya bahwa kebijakan Rusia tidak dapat diprediksi. Baiklah, izinkan saya menjawabnya. Penarikan AS dari Perjanjian ABM (Anti-Ballistic Missile/Rudal Anti-Balistik) pada tahun 2002 tidak dapat diprediksi," kata Putin kepada wartawan.

ADVERTISEMENT

Sedangkan untuk masalah HAM, Putin mencontohkan gerakan Black Lives Matter di Amerika Serikat, serangan di Afghanistan, dan keberadaan penjara Teluk Guantanamo.

"Satu serangan saja bisa membunuh ... (sekitar) 120 orang. Baiklah, dengan asumsi ini adalah kesalahan yang terjadi dalam perang, tetapi menembak dari drone, (pada) kerumunan yang tidak bersenjata, jelas kerumunan sipil, apa ini? Bagaimana Anda menyebutnya? Dan siapa yang bertanggung jawab untuk ini?" kata Putin.

Tentang serangan siber, Putin mengatakan bahwa itu sangat penting di dunia pada umumnya, "untuk Amerika Serikat pada khususnya, dan untuk Rusia juga dalam volume yang sama."

Sementara itu, meski menggambarkan pertemuan dengan Putin sebagai "baik dan positif", Biden mengingatkan bahwa dia akan "mengambil tindakan" jika AS terus diintervensi oleh negara lain selama pemilihan presidennya.

"Saya menjelaskan bahwa kita tidak akan mentolerir upaya untuk melanggar kedaulatan demokrasi kita atau mengacaukan pemilihan demokratis kita, dan kita akan menanggapinya," kata Biden pada konferensi pers usai pertemuan dengan Putin.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads